Mohon tunggu...
Carenina Salsa
Carenina Salsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel terkait perkuliahan dan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Kampung Emas 2.0 Ikut Kontribusi dalam Mempertahankan Zero Stunting di Kelurahan Romokalisari, Surabaya

6 Januari 2024   00:11 Diperbarui: 6 Januari 2024   00:16 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rusunawa Romokalisari merupakan salah satu tempat tinggal responden (Dokumen Pribadi)

Permasalahan gizi masih menjadi permasalahan serius yang berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Salah satu masalah gizi yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia adalah stunting. 

Data yang dipaparkan oleh UNICEF (2023) diketahui bahwa prevalensi stunting di dunia pada tahun 2022 mencapai angka 20% atau setara dengan 148,1 juta.  Berdasarkan data Kemenkes RI (2018) dalam Warta Kesmas, disampaikan bahwa prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2% atau sekitar 8 juta anak Indonesia mengalami pertumbuhan tidak maksimal. Data tersebut meliputi prevalensi stunting di Provinsi Jawa Timur menunjukkan angka 6,9% dan 1,5% untuk Kota Surabaya. 

Saat ini, Kelurahan Romokalisari menjadi salah satu kelurahan dari 27 kelurahan di Surabaya dengan zero stunting aktif tahun 2023. Hal tersebut didukung dengan adanya pemberian penghargaan dari Walikota Surabaya, Eri Cahyadi. Kelurahan Romokalisari menjadi urutan kedua dalam upaya percepatan penurunan Stunting di Kota Surabaya. Untuk itu, Kegiatan Kampus Emas 2.0 menjadi sebuah bentuk intervensi dalam mempertahankan zero stunting di Kelurahan Romokalisari, Kecamatan Benowo.

Program Kampung Emas 2.0 merupakan suatu kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) yang melibatkan mahasiswa S1 untuk turun langsung dalam dinamika masyarakat dengan upaya melakukan pemberdayaan kepada masyarakat menuju setiap kelurahan, dalam rangka usaha menurunkan prevalensi stunting di kota Surabaya. 

Program ini merupakan hasil kerjasama dari Universitas Airlangga yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur, dengan Pemerintah Kota Surabaya. Salah satu kelurahan yang didampingi adalah kelurahan Romokalisari, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, dimana sasaran yang dituju adalah calon pengantin, ibu hamil dan ibu balita. 

Ketiga sasaran tersebut termasuk dalam salah satu siklus kehidupan yang dapat berkontribusi nyata terhadap kejadian stunting pada balita. Upaya dalam kegiatan Kampung Emas 2.0 untuk merealisasikan target tersebut yaitu pertama dengan melakukan identifikasi kepada responden yang memiliki faktor risiko dan melakukan analisis situasi dan kondisi melalui wawancara, SQFFQ, dan 2x24H Food Recall. 

Tahap kedua, melakukan tiga jenis kegiatan utama yaitu LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan lokal Seimbang, Beragam, berbasis hewani), dan SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi).

Tak hanya makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak yang wajib dikonsumsi oleh ibu hamil dan calon pengantin, namun zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam dosis sedikit, sangat penting untuk diperhatikan. Berkaitan dengan hal ini, program LADUNI memiliki peran dalam mempersiapkan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk ibu hamil dan calon pengantin, dimana kami para mahasiswa memberikan edukasi melalui media kreatif dan turut mendorong kepatuhan ibu hamil dan calon pengantin dalam mengonsumsi suplemen MMN (Multiple Micronutrients) yang terdapat pada produk LADUNI. Produk suplemen LADUNI mengandung beragam zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan calon pengantin seperti zat besi, asam folat, vitamin A (retinol), vitamin D, vitamin E, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, vitamin, B12, zinc, yodium dan lain sebagainya.

Mahasiswa sedang melakukan kegiatan edukasi LADUNI kepada para peserta undangan (Dokumen Pribadi)
Mahasiswa sedang melakukan kegiatan edukasi LADUNI kepada para peserta undangan (Dokumen Pribadi)

FORMULA PANGAN BERIMAN (Formulasi Pangan lokal Seimbang, Beragam, berbasis hewani) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membuat pengembangan atau inovasi menu yang memiliki bahan utama berupa protein hewani lokal, mudah ditemukan, memiliki harga terjangkau dan tentunya bergizi. Kegiatan tersebut kami mulai dengan melakukan survei pasar di sekitar kelurahan Romokalisari untuk memilih bahan utama yang cukup diminati oleh masyarakat kelurahan Romokalisari. Setelah meninjau dan melakukan analisis, kami temukan ikan mujair menjadi salah satu bahan yang tepat untuk dijadikan bahan utama dari produk inovasi kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun