"Waktu quickcount 2014 lalu kan Husin Yazid melalui Puskaptis membuat kasus besar, membuat ricuh dengan quickcount yang berbeda sendiri, pak Prabowo sampai melakukan sujud syukur waktu itu," kata Hamdi.
Masyarakat diminta cermat untuk mengenal kredibilitas dan rekam jejak lembaga survei. Â Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Hamdi Muluk menjelaskan soal pentingnya kredibilitas dan rekam jejak lembaga, mengingat survei Indomatrik yang hasil survei terbarunya soal elektabilitas capres banyak menuai pro dan kontra.
Dirinya menjelaskan, hingga saat ini nama lembaga survei Indomatrik tidak terdaftar didalam keanggotaan Persepi. Menurutnya, permasalahan tentang terdaftar atau tidak, bukan persoalan utamanya, namun dengan tidak terdaftarnya lembaga maka tidak ada pihak yang bisa mengontrol yang telah dikerjakan lembaga survei.
Meski tidak ada undang-undang yang mewajibkan suatu lembaga survei berada dalam asosiasi keprofesian. Dirinya mengungkapkan bahwa kontrol atas pekerjaan profesional sangat diperlukan.
"Dokter pun praktik ada yang mengawasi dari kalangan mereka-mereka juga melalui IDI. Begitu juga advokat ada pengawasan," jelas dia.
Sehingga, dirinya menyampaikan kepada masyarakat agar bisa berperan serta sebagai pengontrol sosial terhadap kehadiran lembaga survei yang dianggap tidak jelas. Dirinya menambahkan, peranan media berita juga sangat penting untuk tidak memberitakan hasil survei yang kredibilitasnya diragukan.
Hamdi mengatakan lembaga survei Indomatrik patut diduga bermasalah. Pertama, selain tidak terdaftar dalam asosiasi, sehingga tidak ada kontrol dan audit, hasil survei yang dikeluarkan lembaga itu berbeda dengan tujuh hingga delapan lembaga survei lain yang kredibilitasnya terjaga.
Kedua, nama Direktur Riset Indomatrik, Husin Yazid, juga menjadi sorotan Hamdi. Dia menekankan Husin Yazid adalah sosok yang dulu membawahi lembaga survei bermasalah bernama Puskaptis. Dirinya menerangkan, Puskaptis adalah lembaga survei yang dulu terdaftar di Persepi namun akhirnya dikeluarkan pada 2014, secara tidak hormat, karena membuat hasil hitung cepat Pilpres 2014 dengan memanipulasi data.
Dia menegaskan Persepi kala itu melakukan audit anggota, dan dua lembaga survei bersedia datang kemudian mengakui kesalahan dan mengundurkan diri. Sementara Puskaptis tidak mau datang diaudit sehingga dilakukan pemecatan secara tidak hormat.
Hamdi menerangkan, sejarah mencatat nama Husin Yazid melalui Puskaptis tahun 2014 tidak dapat dipercaya kredibilitasnya. Jika Husin Yazid muncul dengan lembaga baru,Indomatrik, maka publik diharapkan bisa menilai sendiri tentang kredibilitas lembaga tersebut.