Pemilihan Umum yang semakin dekat, tidak hanya disambut oleh masyarakat untuk memilih Capres - Cawapres yang dipercaya untuk menjadi pemimpin. Selain itu, pemilihan umum yang berjalan serentak untuk memilih calon legislatif (caleg) akan menjadi paslon meletakan harapan yang besar agar terpilih juga sebagai wakil. Meskipun demikian, setiap pemilihan caleg akan ada yang tersingkir karena syarat dan ketentuan untuk menjadi wakil tidak cukup. Hal tersebut bisa membuat caleg beresiko depresi.
Poli Jiwa RSUD dr Soegiri telah melakukan persiapan untuk melayani caleg yang mengalami depresi usai pemilu.
Kesiapan yang disampaikan oleh Humas RSUD dr Soegiri, Budi Wignyo Siswoyo didasarkan pada persiapan menjelang pemilu 2019 saja, terdapat 497 caleg yang dinyatakan gagal menjadi anggota dewan di Lamongan.
"Poli jiwa ini tidak hanya dikhususkan pada pasien masyarakat umum, tapi juga bagi caleg yang gagal dan mengalami depresi. Kami siap melayani pasien secara maksimal pada semua pasien yang membutuhkan penanganan," kata Humas RSUD dr Soegiri Lamongan, Budi Wignyo Siswoyo.
Meski melakukan persiapan melayani caleg depresi, Budi menerangkan pihaknya tidak melakukan persiapan yang khusus karena sejak lama telah memberikan layanan maksimal untuk pasien yang mengapat masalah kejiwaan.
Pelayanan poli jiwa di rumah sakit hanya melayani pasien berobat jalan atau kontrol. Jika pasien harus melakukan rawat inap, ia menjelaskan akan memberi rujukan SD Jiwa Surabaya atau Lawang Malang.
Dari keterangan anggota KPU Lamongan, Nur Salam menjelaskan Calon Legislatif (Caleg) Pemilu 2019 untuk DPRD Lamongan sebanyak 547. Sedangkan kursi yang di perebutkan hanya 50. Itu artinya, jumlah caleg yang gagal menjadi dewan mencapai 497 orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H