Macet, barangkali adalah kata yang sudah biasa untuk mereka yang hidup di kota besar, apalagi kota Jakarta yang tidak seimbang antara pertumbuhan jumla kendaraan dibandingkan pembangunan untuk jalan raya.
Jika situasi macet yang semakin mengila dan menjadi pengunci disemua titik, tidak jarang pengendara mulai mencari alternatif yang lebih cepat, dan kadang-kadang jalur busway juga menjadi sasaran agar kendaraan bisa melaju menembus kemacetan.
Jalur buyway, walau sudah diketahui oleh masyarakat kota Jakarta di khususkan untuk TransJakarta, apalagi mereka yang memiliki kendaraan, pasti mengerti fungsi jalur busway untuk digunakan tidak bisa sembarangan. Namun dari hasil temuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melihat sendiri bagaimana kondisi jalur Busway, ia hanya mengatakan akan meneruskan temuan tersebut ke Dirut Transjakarta.
Pemandangan pelanggaran jalur Busway yang menjadi jalur khusus tersebut, mungkin bagi masyarakat, sudah terbiasa melihat kendaraan dari jenis mobil hingga motor menggunakannya.
Harus kita akui juga dengan kejujuran, sebenarnya pembenahan Transjakarta sejak jaman Ahok hingga Anies, telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Meski demikian, terdapat sejumlah catatan lain yang perlu menjadi perhatian, mengapa masyarakat seolah-olah enggan beralih menggunakan Transjakarta meski sudah mengalami peningkatan.
Ada beberapa kemungkinan yang menjadi alasan dan penyebab masyarakat masih memilih menggunakan kendaraan sendiri dibandingkan naik Transjakarta, diantaranya:
1. Dari rumah menuju halte busway dan sebaliknya dari halte busway ke lokasi tujuan, akan menambah pengeluaran ekstra.
2. Tidak mempunyai kebebasan untuk berpergian jika ada keperluan mendadak. Menggunakan kendaraan pribadi, terkadang lebih fleksibel dan lebih mudah menjangkau lokasi yang tidak tercover layanan. Apalagi, jika jalur yang akan dilalui tidak terdapat layanan, karena dari seluruh wilayah DKI Jakarta, tidak semua jalan di lalui kendaraan umum.
3. Semakin banyak anggota keluarga, maka pengeluaran untuk transportasi akan semakin besar jika menggunakan Transjakarta. Biasanya hal ini akan menjadi solusi lain bagi mereka untuk mencari kendaraan online untuk berpergian bersama keluarga, jika memang tidak ingin membawa kendaraan pribadi.
Untuk meningkatkan minat masyarakat DKI Jakarta menggunakan Transjakarta, tentu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan perlu memperluas jaringan kendaraan kecil yang terintegrasi dengan jalur halte busway. Selain itu, pertimbangan keamanan dan kenyamanan yang harus sesuai standar, tetap harus dijaga dengan baik. Jangan karena alasan masih muat penumpang, Transjakarta harus dijejali penumpang lain di setiap pemberhentian halte.
Faktor kenyamanan dan keamanan serta kondisi yang semakin baik, merupakan salah satu bagian yang tidak bisa terpisahkan. Beralihnya masyarakat pemilik kendaraan ke Transjakarta dapat terus makin meningkat, jika pengambil kebijakan seperti Gubernur DKI Jakarta dan Dirut Transjakarta bisa menjadi penumpang sesungguhnya di dalam kendaraan tersebut. Tentunya fakta dan kenyataan seperti apa kondisinya, mereka dapat melakukan perbaikan.