Mohon tunggu...
caramelmacc
caramelmacc Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

publik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hoax dan Krisis Literasi Menjadi Tantangan Besar Bagi Generasi Muda

22 Desember 2024   18:21 Diperbarui: 22 Desember 2024   23:46 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hoax adalah informasi palsu atau berita bohong yang sengaja dibuat untuk menyesatkan, menimbulkan kebingungan, atau bahkan memanipulasi opini publik. Dalam konteks generasi muda, hoax menjadi tantangan serius karena mereka adalah pengguna aktif media sosial dan internet, tempat hoax sering tersebar dengan cepat. Yang di mana generasi muda sekarang ini rentan terhadap hoax karena Minimnya Literasi Digital kurangnya kemampuan untuk memilah mana informasi yang valid dan mana yang tidak, membuat generasi muda lebih mudah percaya pada informasi yang salah.
Adapun dampak yang sering terjadi di mana generasi muda ini mendapatkan hoax yaitu, kebingungan dan salah pemahaman generasi muda bisa memiliki pandangan yang salah terhadap suatu isu penting, seperti politik, kesehatan, atau lingkungan,berikutnya ada kerusakan sosial Hoax dapat memecah belah masyarakat, menimbulkan konflik, atau memperburuk hubungan antarindividu dan kelompok, selanjutnya ada tindakan berbahaya Informasi yang salah, misalnya tentang kesehatan (hoax obat atau vaksin), dapat mendorong tindakan yang membahayakan, dan yang terakhir ada turunnya kepercayaan pada media penyebaran hoax dapat membuat generasi muda sulit membedakan antara media kredibel dan tidak, menurunkan kepercayaan terhadap sumber informasi.
Menurut Wardle dan Derakhshan (2017) tentang hoax yang didefinisikan sebagai bentuk misinformasi dan disinformasi yang sengaja dibuat untuk menyesatkan audiens. Hoax sering dirancang untuk mengeksploitasi emosi audiens, seperti kemarahan atau ketakutan, sehingga lebih mudah tersebar. Dan menurut  UNESCO (2005) tentang literasi yang dimana literasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat, berkomunikasi, dan menghitung menggunakan materi tertulis dalam berbagai konteks. Krisis literasi terjadi ketika kemampuan ini rendah, sehingga berdampak pada partisipasi sosial dan ekonomi individu.
Adapun beberapa cara mengatasi agar tidak mudah terkena hoax yaitu tingkatkan literasi digital dimana mencari tau sumber informasi periksa apakah sumber informasi berasal dari media yang kredibel atau memiliki reputasi baik. Hindari mempercayai informasi dari situs atau akun yang tidak dikenal, selanjutnya ada verifikasi kebenaran informasi yaitu kita harus mengecek apakah informasi tersebut fakta dengan gunakan layanan pengecekan fakta seperti Cek Fakta Kominfo, Mafindo, atau situs seperti Snopes dan FactCheck.org, selanjutnya ada Kenali ciri-ciri hoax yaitu judul yang sensasional hoax sering menggunakan judul yang provokatif, berlebihan, atau memicu emosi seperti marah atau takut, dan yang terakhir edukasi diri dan drang lain dimana kita harus belajar tentang literasi media pahami bagaimana berita dibuat, disebarkan, dan tujuan di balik penyampaiannya.
Hoax dan krisis literasi adalah ancaman yang nyata bagi generasi muda. Dengan pendidikan, kesadaran, dan kerja sama berbagai pihak, generasi muda dapat dibekali dengan kemampuan literasi kritis untuk menjadi individu yang cerdas, tangguh, dan bijak dalam menyikapi informasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun