Mohon tunggu...
Capvhe Selamanya
Capvhe Selamanya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pejuang senyum dalam sebuah pencarian

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Balik Ramah Jokowi dan Dahlan

1 September 2013   18:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:31 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bukan hal baru saat ini bahwa kedua sosok tersebut terus melejit namanya untuk menempati posisi  RI 1. Dimana keduanya memiliki keramahan dan keberanian sebagai modal untuk membenahi bangsa ini. Buka mata dan hati kita bila masih peduli untuk memperbaiki continuitas problem dinegeri. Sesungguhnya sosok mereka berdua yang diinginkan untuk meneruskan apa yang dicita-citakan oleh bangsa ini. yaitu menciptakan negara yang aman, adil, dan sejahtera.

Dahlan Iskan adalah satu dari aktivis yang mengalami masa orde baru khususnya peristiwa 15 Januari (malari), yang itu menuntutnya untuk memutuskan berhenti dari kuliah dan menggeluti dunia tulis hingga menjadi pemilik Jawa Post Group  yang hari ini telah menyebar di setiap daerah. Kenyataan demikian harus menjadi bahan kajian kita lebih dalam tentang sosok Dahlan yang hari ini begitu tinggi tingkat popularitasnya sehingga digadang-gadang dapat menduduki RI 1 melalui konvensi yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat.

Sementara Jokowi effect, telah mendera sebagian wilayah Republik Indonesia yang beberapa hari terakhir banyak melaksanakan prosesi pilkada guna menentukan kemajuan dan pembangunan daerah, dimana Jowoki turut serta menjadi juru kampanye salah satu kandidat. seperti halnya di Jawa Timur, warga sana lebih melihat sosok Jokowi dibandingkan calon kandidat kepala daerahnya. Hal ini begitu menyenangkan, ternyata warga indonesia sudah mulai benar-benar merindukan sosok pemimpin yang memiliki keramahan dan keberanian dalam mengambil sikap yang pro terhadap rakyat.

Sehingga bukan tidak mungkin, Jokowi effect akan terus menyebar dibelahan daerah yang akan menyelenggarakan prosesi pilkada. Dengan demikian, Megawati harus segere bersiap-siap memberikan ruang kepada sosok Jokowi bila dirinya benar-benar dikehendaki oleh warga indonesia.

Namun, itu bukan pekerjaan mudah, banyak hal yang perlu dipikirkan secara matang, sebab kekuatan partai sebagai basis masa juga turut menentukan terpilih atau tidaknya sosok seperti Jokowi dan Dahlan. Belum lama ini saja, ketika berbicara tentang pilkada dengan seorang warga, dirinya mengatakan " Hari ini yang penting siapa yang siap ngasih duit mas, toch nanti juga mereka akan lupa sama kami ketika terpilih, jadi sekarang itu udah gak laku kalo cuman janji doang, perlu ada yang ditinggalkan mas."

Hal itu sungguh mengiris hati, bila kita ingin memperbaiki bangsa tapi sosok pemimpin yang ingin kita pilih adalah mereka yang harus mengeluarkan kocek terlebih dahulu demi membeli suara kita. Sementara, hal itu juga bukan murni kesalahan warga, karena hal itu sudah menjadi laten yang ditanamkan oleh para politisi demi mengejar kekuasaaan semata. Tapi, ketika telah tercapai keinginannya mereka melupakan orang-orang yang telah membantu untuk mencapai posisi tersebut.

Maka, menghadapi PILEG dan PILPRES 2014 ini dibutuhkan kerjasama yang baik dari setiam element masyarakat guna mendapatkan sosok yang laik untuk menahkodai republik ini. Bukan, mereka yang dipilih hanya karena mereka memberikan sembako atau uang tunai. Namun bila masih terjadi hal itu, jangan pernah menuntut untuk bisa menyelesaikan problem kontinuitas kepada para pemimpin terpilih atau pun wakil rakyat terpilih.

Jokowi-Dahlan akan terus dipertanyakan keramahan dan keberaniannya dalam menyikapi setiap permasalahan yang terjadi terlebih bila urusan itu bersinggungan langsung antara kaum pemodal dengan rakyat miskin. Bila masih pilih kasih, makan tidak ada lagi yang bisa diharapkan oleh keduanya yang telah menyihir bangsa ini atas sikap yang ditunjukkan kepada media masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun