Mimpi negara saya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia menjadi kenyataan. Tahun dua-ribu-sekian ini negara saya sibuk berbenah. Pembangunan stadion-stadion baru dan juga renovasi stadion lama yang bertaraf internasional telah mencapai 99,0856 sekian persen. Dinas pariwisata pun tidak kalah sibuknya memperbaiki fasilitas dan pelayanannya. Mulai dari wisata bahari, wisata gunung, wisata kuliner, sampai wisatamorgana..hahaha. Keamanan menjadi hal yang paling diutamakan, selain perbaikan fasilitas umum. Pemerintah menanggapinya secara serius. Maklum, negara kita pernah (mungkin sekarang masih) di cap sebagai salah satu negara sarang teroris.. jring..terojring ..terojring.
Seluruh rakyat seakan bersuka-cita-canda-tawa-bahagia-ria menyambut perhelatan akbar olahraga yang menyebabkan Andreas Escobar (Kolombia) dibunuh gara-gara gol bunuh dirinya tahun 1994 itu. Tak terkecuali saya. Dan tak kalah sibuknya, saya pun ikut berbenah. Bukan berbenah rumah, bukan juga berbenah wajah (lha wong wajah tetep gini-gini sajah..hah.hah.hah) tapi berbenah biaya untuk akomodasi nonton pembukaan Piala Dunia. Maklum, tidak ada yang namanya uang bola dari ortu (kalau uang jajan ada..hehehe) jadi harus bang-bing-bung-saya-nabung. Dan tentunya memastikan tiket pertandingan pembukaan harus segera digenggaman..ah salah, maksud saya digenggaman temen saya. Maklum(lagi), rumah pelosok di ujung selatan Tuban, biar tidak mengurangi biaya akomodasi hasil bang-bing-bung-saya-nabung gara-gara ngurusi tiket, jadi saya memutuskan (setelah menimbang dan memperhatikan) untuk nitip tiket sama teman saya yang di ibukota.
*****
Menginap di tempat teman adalah pilihan yang sangat bijak agar uang hasil bang-bing-bung-saya-nabung cukup untuk hidup barang 2-3 hari di ibukota yang tidak beranak dan lebih kejam dari ibu tiri itu. Hari H tanggal T bulan B jam siang menjelang sore..haha..hehe, berarti posisi saya sudah di ibukota, tepatnya disekitar Gelora Bung Karno. Indonesia vs Prancis. Jadi tidak sabar melihat Ribery, Henry, Benzema Cs. "mengajari" bermain bola Bepe, Aliyudin, Maman Abdurahman.
Siang ini matahari sangat terik, tapi tidak terasa gerah atau pun keringat bercucuran. Yang ada malah adem..ANEH!!!
Pintu stadion dibuka. Saya, teman-teman saya, dan banyak orang yang sedari tadi duduk-duduk pada berhamburan lari ke arah pintu masuk. Dan…BRUUUK..!!! seketika badan saya tersungkur ketanah. Entah kenapa mendadak saya hilang keseimbangan..ANEEH!!!
“kiiii’..tangi..!!” teriak teman saya.
WHAT..??!!kenapa suara teman saya mendadak jadi suara cewek??ANEEEH!!!
“kiiiiii’..tangiiii..wes awan ikiiii…!!!”
“#@%$#^%&$..ealaaaah” [caption id="attachment_157392" align="alignnone" width="300" caption="http://i44.tinypic.com/2q3q7pk.jpg (+editan photoscape)"][/caption] *Untuk PSSI yang hanya mengumbar SENSAsh*t..!!! Pass, 03 Juni 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H