Mohon tunggu...
Cantriya AnastasyaSimbolon
Cantriya AnastasyaSimbolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Saya adalah Cantriya Anastasya Simbolon, seorang mahasiswa bersemangat di semester kedua di Universitas Katolik Santo Thomas. Saya memiliki hasrat yang mendalam dalam menulis artikel, cerpen, dan puisi yang mencerminkan kehidupan sehari-hari serta pengalaman pribadi. Selain itu, saya juga aktif dalam berbagai kegiatan lomba akademik yang menantang, memperluas wawasan dan kemampuan saya dalam berbagai bidang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meraih Mimpi dalam Gemerlap Pendidikan: Kisah Perjuangan dan Inspirasi

1 Mei 2024   17:48 Diperbarui: 1 Mei 2024   18:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan perempuan di Indonesia dewasa ini menggeliat bak ladang rahasia, dihiasi peluang-peluang ajaib namun diiringi tantangan-tantangan menggoda.Di tengah gemerlapnya era teknologi dan pelbagai budaya, terbuka pintu lebar bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk mewarnai kisah-kisah gemilang mereka. Namun, dibalik keindahan itu terselip liku-liku dan tantangan yang menguji keberanian dan kesungguhan hati. 

Inilah kisah ku ,Cantriya Anastasya Simbolon begitulah aku dipanggil. Desa kecil di Sumatera Utara adalah pangkuan pertamaku, di mana dunia pun memancar untuk pertama kali di depan mataku. Lahir sebagai anak keempat dari lima bersaudara, tak lahir dari keluarga yang berdikari, tapi dari keluarga yang luar biasa, dihiasi kedua orang tua yang menggenggam tanah sebagi profesi petani dengan penuh semangat, memberikan aku pelajaran berharga tentang arti keringat dan keberanian. Mereka bukan hanya mengajar melalui kata-kata, tapi dengan setiap jejak kaki yang meninggalkan jejak, dan doa yang menyertai langkah-langkah mereka. Bagi mereka, pendidikan adalah tali penyangga menuju mimpi besar, tak terkecuali untuk perempuan sepertiku. Bagi mereka, setiap anak memiliki hak yang sama untuk meraih pendidikan yang bermutu, karena di mata mereka, perempuan sejajar dengan laki-laki dalam membangun masa depan yang gemilang.

Dari kecil, aku telah bercita-cita tinggi, memimpikan pendidikan yang akan membawa perubahannya yang tentunya tidak hanya bermanfaat bagi saya. Namun, jalan menuju pengetahuan tak selalu mulus bagi aku dan banyak perempuan sebaya. Terbatasnya akses ke sekolah dengan fasilitas berkualitas seperti di kota, stereotip gende yang masih ada dan keterbatasan dukungan sosial seringkali menjadi dinding besar yang harus dihadapi.

Pendidikan,,,, 

Setiap percakapan tentang pendidikan dengan kaum muda adalah sumber tak terbatas inspirasi, termasuk bagi diriku yang dipenuhi dengan harapan dan ambisi. Setiap langkah hidupku, mulai dari nafas pertama di dunia ini hingga kini sebagai siswa SMA, diwarnai oleh cita-cita besar dalam bidang pendidikan yang membara. Cita-cita yang mungkin terasa mustahil bagi sebagian orang, namun bagi diriku, mereka adalah langkah-langkah kuat menuju masa depan yang cerah dan bermakna.

Pendidikan adalah kunci yang membuka pintu kebebasan dan kesetaraan bagi setiap individu, terutama bagi perempuan.

Aku pernah membaca kutipan seorang R. A. Kartini begini :

"Tidak perlu penjelasan kenapa kemajuan kepandaian masyarakat Bumiputra tidak dapat pesat, apabila dalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap waktu kemajuan perempuan itu ternyata merupakan faktor penting dalam peradaban bangsa".

Mulai saat itu aku berani melangkah melanjutkan mimpi hebatku. Ketika masih meniti jenjang SMA, semangatku dalam meraih pendidikan yang lebih tinggi tidak pernah padam. Perjalanan dimulai dengan meraih medali perak dalam lomba Asian English Competition pada tahun 2022 di tingkat Asia. Tak berhenti di situ, aku juga berhasil meraih Juara 2 dalam Kompetisi Sains Indonesia tingkat provinsi bidang biologi, dan kemudian meraih medali emas pada tingkat nasional pada tahun 2023.

Tidak hanya berfokus pada prestasi akademis, aku juga aktif di organisasi sekolah sebagai sekretaris OSIS. Namun, aku tidak terpaku hanya pada lingkungan sekolah. Aku terlibat dalam kegiatan relawan dan menjadi satu-satunya siswa SMA yang terlibat di dalamnya. Di sana, aku memilih divisi pendidikan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar dan membuktikan bahwa perempuan juga mampu berperan aktif dalam berbagai bidang.

Saat telah berlanjut di jenjang lebih tinggi, pilihan aku untuk melanjutkan pendidikan ke jurusan Teknik Informatika memiliki hubungan erat dengan visi ku terhadap pendidikan. Saat ini saku berada di semester 2. Aku percaya bahwa pendidikan tidak hanya tentang mendapatkan gelar atau pengetahuan akademis, tetapi juga tentang pengembangan diri secara holistik untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat. Jurusan Teknik Informatika menawarkan kesempatan untuk mempelajari teknologi informasi dan komputer secara mendalam. Dalam konteks pendidikan, hal ini sangat relevan karena teknologi informasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun