SDMSUDAGARAN.SCH.ID, WONOSOBO -Berqurban merupakan bentuk ketaatan hamba kepada tuhannya, berqurban merupakan bentuk penghambaan bahwa tidak ada yang perlu disombongkan karena semua kecil dihadapan Allah. Berqurban juga tidak semata-mata meneladani Ibrahim atas penyembelihan ismail tapi lebih jauh dari itu, bahwa didalam diri kita masih banyak bersemayam ismail-ismail yang selalu menjadikan kita sombong akan ilmu, ego, dan segala bentuk kemewahan dunia berupa harta tahta dan pasangan hidup.
Melalui Iedul qurban dengan pelaksanaan pemotongan hewan maka hendaknya kita betul betul bisa merasakan bagaimana rasanya menghilangkan ego, melepas kepergian harta yang dibawa dengan mengalirkan darah dari leher binatang qurban. Bagaimana kita bisa menjelaskan kepada istri atau suami dan juga anak untuk bisa berqurban yang dagingnya akan dibagikan kepada sesame manusia.
Bersama wali siswa dan beberapa guru serta siswa kelas enam, berangkatlah pada H+1 menuju desa lokasi target dakwah. Dengan dua mobil melintasi jalan wonosobo sapuran selanjutnya menuju silento. Lebih kurang satu jam perjalanan  tibalah dilokasi, dengan sambutan sederhana dari ketua RT setempat. Tampak dari beberapa pemuda duduk-duduk di pojokan pekarangan rumah, dengan pandangan yang heran serta dengan kedatangan kami, satu persatu mendekat. Saat kambing sudah siap di sembelih, ternyata belum ada tempat untuk menguliti, dan bahkan bingung dimana harus disembelih, padahal lokasi penyembelihan di depan mushola, yang bagi kita mungkin sudah tidak asing letak tempat penyembelihan karena rutinitas tahunan. Dari catatan kunjungan kami, untuk memegang seekor kambingpun harus idajarkan oleh Bapak Edi selaku wali siswa. Ini menunjukkan bahwa ibadah qurban dengan pemotongan hewan merupakan hal baru di desa ini.
Daging qurban selanjutnya di bagikan kepada warga dukuh Sirembes yang berjumlah 50 kepala keluarga.
SD Muhammadiyah yang merupakan sekolah unggulan di Wonosobo, senantiasa belajar untuk megajarkan kepada anak didik bahwa berqurban adalah ibadah,dan tidak boleh ada pembatasan dalam pentasyarufan atau pembagian daging qurban hanya untuk golongan tertentu, tapi hendaknya merata, sama, dan sebagai bentuk kecintaan hamba kepada Allah melalui pembagian daging qurban.
Alhamdulillah, pelaksanaan berjalan lancar dan bisa kembali ke pangkalan sebelum jam 12.00 WIB. Ucapan terima kasih tak terhingga oleh Suparman mewakili dukuh Sirembes disampaikan sesaat sebelum pamitan. " In sya Allah tahun yang akan datang kita tambah atau melebar ke dukuh yang belum tersentuh pengetahuan tentang qurban." Jelas Sukaryo, S.Pd.I, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sudagaran.( Hans-Humas )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H