Mohon tunggu...
Cantika Yovitania Meiriska
Cantika Yovitania Meiriska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seseorang yang suka dengan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Tiktok: Dampak Negatif Tiktok Bagi Kalangan Remaja

7 Mei 2024   20:40 Diperbarui: 7 Mei 2024   21:25 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seperti yang kita ketahui bahwa di zaman sekarang teknologi sudah berkembang dengan pesat dan kita dapat dengan mudah mengakses segala sesuatu di mana pun dan kapan pun. Hal ini membuat kebanyakan orang tidak bisa lepas dari media sosial. Media sosial seolah menjadi kebutuhan sehari-hari yang sangat penting bagi semua kalangan, terutama bagi remaja. Dengan adanya media sosial memudahkan kita untuk mendapatkan informasi yang sedang hangat dan juga bisa menghibur kita ketika merasa bosan.

Salah satu media sosial yang banyak diminati yaitu Tiktok. Tiktok adalah salah satu platform berupa video dengan durasi pendek yang memungkinkan pengguna untuk berimajinasi dan mengekpresikan ide kreatifnya melalui aplikasi tersebut. Bagi remaja, scroll tiktok awalnya digunakan untuk mencari hiburan sesaat atau saat waktu luang, tetapi pada kenyataannya scroll tiktok menjadi suatu keharusan dan jika kita tidak membukanya akan merasa ada sesuatu yang hilang. Seiring berjalannya waktu, jika pengguna tiktok terus menurus memainkannya tanpa henti, hal ini akan menyebabkan mereka merasa tertarik untuk membuat konten dan mengikuti trend yang ada.

Tanpa kita sadari, aplikasi tiktok dapat menimbulkan dampak negatif bagi remaja. Selain waktunya yang terbuang sia-sia, waktu tidurnya juga terganggu, hilangnya rasa malu, kurangnya interaksi dengan orang sekitar, semangat belajarpun menurun, lebih mudah percaya dengan informasi hoax, kesehatan mental menurun, bahkan bisa terjadi hal yang lebih buruk yaitu pelecehan seksual, dan masih banyak dampak negatif lainnya. Tidak hanya itu, biasanya karena terlalu asik scroll tiktok, mereka menjadi lupa dengan ‘dunia mereka’ dan akan menunda bahkan melupakan pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan.

Dengan melihat banyaknya konten yang beredar di beranda tiktok membuat pengguna pun berlomba-lomba untuk membuat konten dengan konsep semenarik mungkin tanpa memikirkan manfaat dari konten yang telah dibuat. Bisa jadi konten tersebut malah merugikan diri sendiri ataupun orang lain. 

Contohnya yang sering kita jumpai, yaitu ada beberapa wanita berhijab yang menari dengan memperlihatkan bentuk tubuhnya tanpa rasa malu. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa dia telah melakukan hal yang nekat atau diluar kendalinya demi menghasilkan konten semenarik mungkin untuk mencari like dan viewers yang sebanyak banyaknya agar bisa fyp dan bisa dilihat oleh banyak orang. 

Jika video yang telah dibuat mencapai like dan viewers berjuta-juta, mereka pun merasa berhasil dengan tujuannya dan kecanduan untuk membuat video yang lebih nekat lagi tanpa rasa takut dan malu. Mereka tidak akan memikirkan jangka panjang dan juga efek samping yang akan timbul setelah konten itu terunggah dan banyak yang melihatnya.

Selain itu, aplikasi tiktok juga sering disalahgunakan untuk mencari ketenaran, saling menyindir, dan saling menghujat. Aplikasi ini juga sudah dijadikan sebagai media untuk menindas dan menyakiti orang lain baik lewat konten yang telah dibuat maupun komentar yang menyebabkan pembuat konten sekaligus pembaca ikut merasakan emosi seakan-akan ikut terjerumus ke dalam permasalahannya. Hal ini menjadi salah satu faktor mereka bisa dengan mudah mengeluarkan kata-kata kasar untuk menunjukkan ketidaksukaannya. Jika masalah itu terus berlanjut, hal ini bisa menimbulkan tindakan bullying dan bisa memakan banyak korban.

Semakin banyak konten yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan usia remaja yang beredar di tiktok bisa mempengaruhi perilaku remaja menjadi lebih buruk dan bisa terjerumus ke dalam hal yang lebih buruk sehingga kita sebagai remaja harus bisa mengendalikan diri dan memanfaatkan aplikasi ini untuk hal yang positif agar tidak memberikan efek kecanduan dalam jangka panjang. 

Sebagai generasi muda, sudah sepantasnya kita mencari informasi yang positif dan bermanfaat serta jangan mudah tertarik dengan informasi yang didapat karena bisa saja itu merupakan salah satu cara agar kita bisa ikut terjerumus ke hal yang negatif.

Kita memang tidak bisa mengendalikan seseorang untuk mengunggah konten yang bermanfaat, tetapi kita bisa membuat konten yang bermanfaat sehingga bisa menjadi contoh orang-orang di luar sana agar mereka berhenti melihat dan berhenti membuat konten-konten yang tidak baik. Dan juga tiktok mempunyai algoritmanya sendiri, jika kita menyukai konten-konten yang tidak baik, hal ini bisa membuat beranda tiktok kita akan dipenuhi dengan konten yang tidak baik juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun