Semarang (01/08/2021) - Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, hampir seluruh kegiatan atau aktivitas masyarakat dialihkan menjadi work from home (WFH) sebagai upaya untuk mencegah resiko penyebaran virus Corona. Dan belum lama ini, pemerintah menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), khususnya untuk wilayah yang masuk ke dalam zona merah. Hal ini memberikan dampak pada berbagai lapisan masyarakat, salah satunya adalah remaja. Selama kebijakan PPKM diberlakukan, banyak remaja yang mengeluhkan tentang tekanan yang mereka rasakan. Faktor penyebabnya pun beragam, mulai dari banyaknya tugas sekolah atau kuliah secara online, kesulitan untuk mencari pekerjaan di tengah situasi pandemi, dan lain sebagainya. Akibatnya, sebagian besar akan merasa kelelahan secara psikis maupun fisik.
Isu mengenai kesehatan mental (mental health) masih sangat disepelekan dan dianggap remeh, terutama di Indonesia. Alasan utamanya yaitu karena stigma negatif dari masyarakat, kurangnya pemahaman masyarakat akan isu ini, dan juga minimnya fasilitas serta tindakan pemberdayaan kesehatan mental. Selain itu, pandemi Covid-19 menjadikan situasi atau kondisi dunia menjadi penuh dengan ketidakpastian sehingga pemerintah maupun masyarakat memiliki kecenderungan untuk memprioritaskan sektor atau aspek yang terkena dampak secara langsung akibat pandemi. Konsekuensinya, isu selain yang berhubungan dengan Covid-19 akan diabaikan dan tidak mendapatkan perlakuan atau penanganan yang tepat, salah satunya adalah isu kesehatan mental.
Sehubungan dengan fenomena tersebut, seorang mahasiswa Undip berinisiatif untuk memberikan edukasi kepada para remaja guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental, khususnya di tengah kondisi pandemi seperti saat ini. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program dari serangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro dengan mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)."Â
Berdasarkan poin ke-3 dalam SDGs, yaitu "Good Health," mahasiswa tersebut membuat program bernama Sharing Online tentang Mental Health di Masa Pandemi. Target dari pelaksanaan program ini adalah remaja-remaja dari Karang Taruna RT05/RW05 Kelurahan Pleburan, Kecamatan Semarang Selatan yang memiliki rentang usia sekitar 18-20 tahun. Program ini merupakan program non-interaktif yang dilaksanakan secara daring (online) melalui Zoom, mengingat masih diberlakukannya kebijakan PPKM akibat kondisi Kelurahan Pleburan yang masuk ke dalam zona merah.
Selama program berlangsung, remaja-remaja dari Karang Taruna memberikan respon yang positif dan turut aktif dalam sesi sharing online. Satu per satu remaja membagikan pengalaman pribadi mereka selama masa pandemi ini. Mereka menceritakan tentang keluh kesah dan permasalahan yang mereka hadapi sekaligus memberikan saran atau pendapat secara bergiliran. Dengan terlaksananya program ini diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai pentingnya isu kesehatan mental bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19, khususnya di kalangan remaja yang merupakan pihak yang paling merasakan dampaknya, serta menyediakan wadah atau tempat untuk para remaja tersebut bercerita sebagai salah satu upaya untuk menurunkan tingkat stress yang mereka hadapi.
Penulis: Cantika Khairunissa
Dosen Pembimbing: Nuryanto, S.Gz., M.Gizi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H