Mohon tunggu...
Cantika Aulia Pramana
Cantika Aulia Pramana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Unair S1 psikologi

Hobi saya mendengarkan musik menunjukkan kecintaan pada ekspresi emosional dan kreativitas. Musik bisa menjadi cara untuk menenangkan pikiran dan meresapi perasaan. Kepribadian saya yang perfeksionis, disiplin, dan teliti cocok dengan hobi ini, karena musik memberi ruang untuk refleksi diri dan menyeimbangkan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Parasosial: Ilusi Kedekatan Era Media Sosial Dampaknya Pada Mental

2 Januari 2025   11:19 Diperbarui: 2 Januari 2025   11:27 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Sasaeng Kpop (Sumber: womantalk.com)

Fenomena hubungan parasosial merupakan hubungan sepihak di mana individu merasa dekat secara emosional dengan figur publik tanpa interaksi nyata.

Ciri Hubungan Parasosial
- Dirasakan oleh satu pihak, yaitu penggemar tanpa adanya timbal balik dari figur publik yang menjadi objek hubungan.
- Sering merasa dekat dengan figur publik, seolah-olah mereka memiliki hubungan pribadi.
- Sering memandang figur publik sebagai versi ideal, menciptakan standar tinggi yang mungkin tidak realistis.

Dengan adanya media sosial memperkuat terjadinya interaksi dengan figur publik yang menciptakan ilusi kedekatan melalui konten yang personal. Platform seperti Instagram dan TikTok menampilkan kehidupan selebriti yang terasa nyata dan dapat diakses oleh siapa saja. Banyak orang yang melihat selebriti sebagai teman, saudara, atau bahkan pasangan, cara pandang ini justru berisiko menciptakan hubungan yang tidak sehat karena hubungan parasosial ini tidak bersifat timbal balik dan bisa mengaburkan batasan antara kenyataan dan fantasi.

Dampak Negatif Hubungan Parasosial
- Kecemasan dan Depresi: Ketergantungan emosional pada figur dapat menyebabkan penggemar merasa tertekan atau cemas jika figur mereka tidak memenuhi ekspektasi atau tidak berinteraksi dengan mereka secara langsung.
- Isolasi Sosial: Penggemar yang terobsesi dapat mengurangi interaksi sosial mereka dengan teman dan keluarga, yang dapat menyebabkan rasa kesepian dan isolasi.
- Perbandingan Sosial yang Merugikan: Penggemar sering kali membandingkan diri mereka dengan figur mereka atau dengan sesama penggemar, yang dapat mengarah pada rasa ketidakpuasan dan rendah diri.

Salah satu yang mencolok adalah kelompok penggemar yang terlalu terobsesi dengan kehidupan pribadi figur mereka, bahkan sampai mengikuti jejak langkah mereka dalam kehidupan nyata. Beberapa penggemar K-pop melakukan tindakan ekstrim seperti menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk membeli produk-produk resmi mereka, mengikuti setiap siaran langsung, dan berperilaku obsesif melalui media sosial. Tindakan ini dapat mengarah pada kecemasan, ketergantungan emosional, dan gangguan kesehatan mental lainnya.

Foto Sasaeng Kpop (Sumber: womantalk.com)
Foto Sasaeng Kpop (Sumber: womantalk.com)

Bentuk ekstrem hubungan parasosial adalah fenomena "sasaeng", yang merujuk pada penggemar K-pop yang mengganggu privasi figur mereka dengan cara yang tidak sehat. Mereka sering melakukan tindakan ilegal seperti mengikuti secara diam-diam, mengirimkan barang-barang pribadi yang tidak diinginkan, atau bahkan mencoba untuk bertemu secara langsung dalam situasi berbahaya. Pada tingkat ekstrim, hal ini dapat menyebabkan stres berat bagi figur publik dan bahkan mempengaruhi kesejahteraan mental penggemar itu sendiri.

Solusi Hubungan Parasosial
- Kesadaran Diri: Menyadari batas antara realitas dan fantasi dalam hubungan parasosial sangat penting. Ini membantu kita menjaga keseimbangan emosional dan mencegah keterikatan berlebihan pada figur publik.
- Edukasi Media Sosial: Literasi digital sangat diperlukan untuk memahami bagaimana media sosial mempengaruhi emosi dan pikiran kita. Penggemar perlu belajar untuk mengelola waktu dan konten yang mereka konsumsi untuk menjaga kesehatan mental.
- Keseimbangan Konsumsi Media: Membatasi waktu penggunaan media sosial atau menggantinya dengan aktivitas yang mendukung hubungan sosial nyata dapat membantu mengurangi dampak negatif dari hubungan parasosial. Ini memberi ruang untuk interaksi langsung dengan orang di sekitar kita, yang penting untuk kesejahteraan emosional.

Fenomena hubungan parasosial yang terjadi di dunia maya, terutama melalui media sosial, menunjukkan bagaimana teknologi dapat mempengaruhi kesejahteraan mental kita. Meskipun memberikan kenyamanan dan inspirasi, keterikatan emosional yang berlebihan dengan figur publik atau selebriti dapat menimbulkan risiko, seperti kecemasan, isolasi sosial, dan perbandingan diri yang merugikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih reflektif terhadap hubungan yang kita bangun di dunia maya dan memahami bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan emosional dan sosial kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun