Pada umumnya, perubahan sosial diistilahkan sebagai salah satu proses perubahan atau pergeseran pada warga yang mengandung cara berpikir, bersikap serta berkehidupan. Salah satu bagian yang terpengaruh akibat covid 19 adalah pertanian. Dikarenakan pertanian merupakan sebuah keperluan yang sangat diutamakan tentunya dalam berhadapan dengan penyebaran wabah pandemik.Â
Hal ini tentunya sangat berhubungan dengan kebutuhan hidup masyarakat sehingga permintaan pangan harus selalu ada. Walaupun adanya penurunan drastis dalam sumber ekonomi dalam semua sektor entah itu adalah perusahaan, pertanian tetap menjadi bagian yang harus bertahan. Ini dibuktikan oleh adanya Sector of the last Resort sebagai bagian yang cukup aman. Â Berdasarkan jurnal yang berjudul Sektor Pertanian di Tengah Pandemi Covid 19 Ditinjau dari Perspektif Agribisnis, perubahan sosial yang dapat dirasakan dalam sektor pertanian yaitu adanya hubungan dalam usaha pertanian salah satu yang paling terdampak yaitu kegiatan pemasaran.Â
Aktivitas ini mempunyai hubungan yang paling erat dalam penyampaian atau pemberian produk ke pelanggan di mana adanya saluran pemasarannya. Seiring adanya pernyataan tersebut dan disetujui oleh adanya opini Fadly dan Sutama (2020), yang mengatakan bahwa pengaruh wabah covid 19 adalah pada pebisnis yang tentunya sulit untuk mempromosikan produk-produk, Â terutama bagi brand yang dulunya telah ada sehingga saat ini menjadi kurang dikenal yang dikarenakan oleh adanya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Social Distancing dalam mengurangi kasus yang positif.Â
Menurut (Kementerian, 2020), dengan adanya aturan tersebut dapat berpengaruh terhadap pemasaran produk pertanian bagi warga kota, warga yang berkehidupan medium hingga ke atas yang dimana mereka diminta agar berbelanja melalui online atau dikenal dengan e-commerce.Â
Namun, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat desa atau yang kurang berkecukupan sehingga mereka harus menggunakan bantuan dari pemerintah setempat. Jika ditinjau dari segi konsumer, dengan adanya penerapan PSBB di berbagai area dapat menyebabkan adanya perubahan baik hubungan atau perubahan transaksi yang dimana pada saat ini menggunakan digitalisasi.Â
Pasokan makanan mengalami perubahan dengan adanya perubahan sistem yang berbasis digital. Dengan ini, kebutuhan bersosial media juga akan makin meningkat dikarenakan terbatasnya hubungan langsung dalam memasarkan produk pertanian sehingga media digital lebih aman dalam meminimalisir risiko terjangkit atau terinfeksi.Â
Dengan adanya pemanfaatan jasa digital dapat menjadi alternatif tambahan dalam pendistribusian produk pertanian. Semoga dengan adanya perubahan sosial tersebut dapat meningkatkan produktivitas pertanian khususnya pada masa pandemi seperti sekarang ini.
Menurut saya dari perubahan-perubahan sosial yang terjadi di bidang pertanian Indonesia akibat pandemi Covid 19 tersebut termasuk dalam kategori perubahan yang membawa kemajuan dikarenakan terjadi proses modernisasi dari yang sebelumnya pemasaran hanya melalui offline saja di masa pandemi seperti sekarang ini menjadi online dengan memanfaatkan media digital seperti sosial media sehingga pembeli maupun penjual dapat bertransaksi tanpa perlu bertemu secara langsung untuk menghindari penularan virus.Â
Selain itu, perubahan sosial tersebut juga termasuk ke dalam kategori revolusi yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu singkat dikarenakan perubahan tersebut terjadi semenjak mewabahnya virus corona di Indonesia dan terjadi dalam sekejap mata. Berdasarkan dampaknya, perubahan sosial tersebut termasuk perubahan yang memberikan dampak besar karena dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sedangkan jika berdasarkan direncankan atau tidak, perubahan sosial tersebut termasuk perubahan yang tidak direncanakan karena tidak ada yang mengingkan aktivitasnya terbatasi oleh adanya wabah Covid 19 tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H