Memalukan! Lima Gol Bunuh Diri Tercipta di PSS Vs PSIS
Itulah salah satu judul artikel Kompas.com pagi ini. Menariknya, orang yang saya sangat kagumi, yang kini melatih PSS, Herry Kiswanto pun kecewa. Teringat, ketika saya masih bocah memperhatikan sang pelatih bermain layang-layang di lapangan olahraga Lokasana, Ciamis , Jawa Barat.
Kejadian ini mengingatkan pula Kompasianer, yang ketika itu berposisi sebagai striker pernah mengalami ketika diminta jajaran staf pelatih untuk menemani mengolesi gawang dengan minyak tertentu dalam babak penyisihan Piala Suratin akhir 1989. Saya dapat pernyataan dari rekan setim bahwa minyak tersebut berguna untuk menangkal "sesuatu" dari pihak lawan. Saya tak perduli. Bagi saya, Tuhanlah tempat bersandar. Kekalahan dalam sepakbola baru saya akui ketika peluit panjang dibunyikan wasit pada menit ke-90!
Kembali ke sepakbola gajah. Siapakah yang dirugikan? Selain pelatih dan penonton yang membeli tiket, pemain adalah pihak yang sangat dirugikan. Bayangkan, mental mereka hancur ketika harus dengan sengaja memasukan bola ke gawang tim sendiri. Berapa lama recovery dari kejatuhan mental ini. Hanya Tuhan yang tahu!
Bila Komdis PSSI mendiskualifikasi kedua tim, ini adalah hal yang wajar dan bukti keseriusan manajemen sepakbola Indonesia. Anggaplah ini sebuah kiamat kecil bagi kedua Tim. Sehingga mereka masih bisa segera bangkit kembali.
Ingatkanlah saya pula, ketika adzan Maghrib sudah berkumandang, meski telah mengenakan sarung, sepasang mata ini masih tertuju pada pertandingan bola di televisi. Dan ketika komat mulai dilantunkan barulah langkah seribu saya ambil ke mushala!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H