Mohon tunggu...
Canny Bhakti Rahardja
Canny Bhakti Rahardja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seseorang yang rela menukarkan uang jatah beli nasi bungkus untuk makan siang dengan harian KOMPAS nun jauh pada tahun 1998.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Antara Media, Perkosaan dan Cara Melawannya

28 Januari 2014   14:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik Pilihan Kompas.com hari ini : Gadis Diperkosa Ramai-ramai

“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (Rob/yang memelihara) manusia, Raja manusia, Sembahan (Ilaah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam manusia, dari golongan jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6) dari artikel www.muslim.or.id

Bagaimana reaksi Anda, ketika membaca media mengekspose sebuah berita kriminal perkosaan? Mungkin kita hanya bisa mengelus dada, mengutuk, betapa biadabnya si pelaku.

Tetapi, bila kejadian itu terjadi pada kerabat dan pelakunya belum diketemukan, saya yakin Anda akan mencarinya hingga ke ujung dunia. Ya apa ya?

Peran Media yang Belum Tuntas
Mungkin saya salah, peran media dalam kasus ini, hanyalah sebatas pada kejadiannya saja. Belum tuntas hanya hingga pada tertangkapnya si pelaku. Media diharapkan mampu pula membuat jeri baik si calon pemerkosa dan maupun pembuat kebijakan di tanah air tercinta.

Lewat media, si calon pemerkosa, akan mengetahui betapa pedihnya dipermalukan. Sedangkan di tataran kebijakan / hukum, media bisa mengingatkan akan sebuah keputusan hukum yang adil.

Ribuan Polisi Jepang Dikerahkan Cari Pelaku Pemerkosaan yang Kabur. Ini adalah judul artikel di detiknews (08/01/2014)

Tanggapan saya: Saudara Tua kita kini benar-benar serius. Mencari satu orang pemerkosa saja hingga melibatkan ribuan aparat. Kabarnya, tindak kriminal sebenarnya tergolong jarang terjadi di Jepang. Mungkin Jepang telah insyaf atas tindakannya terhadap wanita pribumi waktu menjajah RI dulu. Terlihat betapa powerfullnya media dan aparat hukum menekan kriminalitas.

Dibalik semua ikhtiar diatas, agar kerabat yang kita cintai terhindar dari segala kejahatan yang diletupkan syaitan pada hati manusia, tentu saja, kita harus meminta perlindungan terhadap Raja Manusia, Allah Swt.

Dzat yang merubah hawa pagi yang sejuk, perlahan menjadi hangat, kemudian panas dengan teriknya, berubah kembali hangat, hingga menenteramkan di pelukan malam.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun