Cobaan itu datang bertubi-tubi pada tubuh persepakbolaan Indonesia.
Bukannya prestasi tetapi kekerasan kerap mewarnai aliran darahnya.
Mulai dari meninggalnya seorang striker yang diterkam kiper. Dihajarnya wasit. Dicekiknya kiper nasional oleh official. Perkelahian antar pemain. "Kekerasan" sepakbola gajah. Bahkan yang paling anyar, diserangnya bobotoh.
Terlalu Cinta Hingga Membutakan
Apakah benar karena saking cintanya pada klub? Kita harus melakukan apapun yang menabrak norma-norma kehidupan. Atau saking kecewanya kita hingga menumpahkannya kepada pihak lain?
Bila kejadian ini terus berulang. Tuhan pun tidak akan membiarkan kita melakukan kerusakan di muka bumi ini.
Mari kita renungkan: Bila FIFA menghukum Indonesia 5 Tahun untuk tidak mengikuti event Internasional? Atau Polri melarang kegiatan sepakbola sampai waktu tidak ditentukan karena dianggap sebagai biang kekerasan?
Meski Sepakbola adalah Gue Banget. Apabila hukuman terhadap sepakbola Indonesia itu mampu mendewasakan kita semua. Apadaya, saya setuju!
Dan sambil menunggu proses pendewasaan itu, kita 'menghajar" diri kita sendiri untuk giat mencari nafkah halal untuk keluarga tercinta, Anak-anak dan Istri kita yang dipilihkan oleh Allah Swt yang yakin bukan berasal dari cinta buta!
Perbedaan itu anugerah . Damai itu Indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H