Setelah membaca tulisan dari Sdr Lukman Hamarong saya langsung terhenyak, kenapa bisa demikian ??, ya Penulis berupaya menggiring Opini pembaca kalau seolah olah yang membuat kisruh adalah PSSI Djohar Arifin, yang membuat carut marut adalah DA, yang membuat Timnas Kalahan adalah DA, mungkin begitu maksud dr Sdr Lukman, sebagai salah satu pembaca Kompasiana saya bisa menilai bahwa Penulis tidak rela kalo di persepak bolaan Indonesia ada perubahan yang signifikan, tidak rela kalo Bintang pujaannya terpinggirkan, tidak rela kalo periuk nasinya direbut orang lain.
PSSIÂ saat ini, menurut saya tidaklah seperti apa yg bung LH lihat, PSSI dengan rendah hati mau merangkul siapa saja yg berniat memperbaiki persepak bolaan indonesia, jauh dr kepentingan Pribadi, jauh dari kerakusan meraup keuntungan pribadi, lihatlah sekarang berjibum Promotor yg siap mendatangkan Bintang2 sepak bola di dunia, ini semua terjadi karena birokrasi yg tdk berbelit dan mudah
JADI MANA BALAS DENDAMNYA ????, Ibarat sebuah lahan pertanian yg sudah tercemar oleh Hama penyakit dan Pestisida, kalo ingin kembali bisa digunakan lagi Lahan tersebut tentu harus diolah sedemikian rupa, di babat habis hama penyakitnya hingga ke akar akarnya, ini demi suatu hari nanti tidak timbul hama hama baru, Tapi namanya jg HAMA, dengan berbagai cara berupaya menjakiti lagi lahan tersebut, ibarat benalu sudak kadung enak hidup di induk Semangnya...
Kembali ke Topik, sebagai Penulis ( LH) yg sudah malang melintang di Kompasiana ini, sebetulnya tahu akan kebenaran yang hakiki, mana yg baik mana yang buruk, mana biang kisruh mana biang kebaikan, Saya harap kali ini Penulis ( LH) hanya keseleo Jari jarinya sehingga membuat tulisan yang membuat hati saya terhenyak, yang hanya ingin sekedar memperburuk situasi, yang hanya ingin sekedar membunuh karakter orang orang PSSI.
Semoga bung LH lain kali dapat menulis kebobrokan Oknum orang2 PSSI terdahulu yg sampai skrg tidak Rela kalo PSSI di pimpin oleh Pak DA.
SALAM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H