[caption id="attachment_174374" align="aligncenter" width="588" caption="Ketua Umum Asbanda, Eko Budiwiyono, bersama Gubernur Sulteng Drs. H. Longki Djanggola, Msi didampingi Dirut Bank Sulteng Hans Kindangen, Sekjend Asbanda Jeffry J. Wurangian beserta para pejabat daerah dan BI palu saat jumpa pers terkait dengan seminar Nasional BPD-SI serta Penarikan Undian Nasional Tabungan Simpeda"][/caption] Pemerintah melalui Menteri Perekonomian Republik Indonesia telah menerbitkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025. Dalam MP3EI tersebut, pemerintah telah memetakan peta pusat pertumbuhan ekonomi yang terbagi dalam enam koridor ekonomi. Koridor ekonomi tersebut antara lain, Koridor Sulawesi, Maluku dan Papua, yang merupakan representasi dari kawasan Timur Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, Eko Budiwiyono selaku Ketua umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) memandang pentingnya BPD sebagai pelaku ekonomi yang bergerak di bidang perbankan, khususnya yang berada di Kawasan Timur Indonesia, dan BPD seluruh Indonesia pada umumnya untuk memahami bagaimana arah kebijakan pembangunan ekonomi yang akan dijalankan untuk Kawasan Timur Indonesia.
“Pemahaman ini penting, agar BPD dapat ikut memainkan peran penting dalam kontribusinya untuk mensukseskan MP3EI, sekaligus untuk mewujudkan salah satu pilar BPD Regional Champion (BRC) yaitu sebagai agent of regional development,” ujar Eko Budiwiyono dalam seminar Arah Kebijakan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia dan Kiprah BPD beberapa waktu lalu.
Lebih jauh Eko Budiwiyono yang juga sebagai Direktur Utama Bank DKI ini memaparkan bahwa, dalam upaya mendukung BPD sebagai agent of regional development serta untuk lebih mengetahui mengenai arah kebijakan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia, Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mengadakan Seminar Nasional tema “Arah Kebijakan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia Dan Kiprah BPD”.
Dalam Seminar tersebut hadir beberapa narasumber yang mengerti mengenai Kebijakan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia, antara lain; Edib Muslim, Kepala Divisi Humas dan Promosi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang mewakili Luki Eko Wuryanto, Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang menyampaikan paparan secara rinci terkait Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia Dalam MP3EI 2011 – 2025.
Narasumber lainnya adalah H.A. Mulhanan Tombolotutu, SH, Wakil Walikota Palu dengan paparan mengenai “Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus”. Sedangkan dari pihak Asbanda diwakili oleh Ellong Tjandra, Direktur Utama Bank Sulselbar yang juga Wakil Sekretaris Jenderal ASBANDA dengan makalahnya mengenai Peran BPD Dalam Mendukung Pembangunan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia. Narasumber terakhir adalah Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D, Guru Besar di FE-Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang menyampaikan paparan serta data-data mengenai Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (Katimin).
Dari sisi Asbanda, program BPD Regional Champion (BRC) yang diluncurkan pada akhir tahun 2010 telah memberi pengaruh positif pada upaya BPD untuk mengembangkan rencana bisnis di masa depan.
BRC telah menjadi panduan bagi BPD untuk menjadi bank terkemuka di daerahnya masing-masing. Eko Budiwiyono setelah usai seminar tersebut menjelaskan bahwa, melalui seminar nasional ini, akhirnya BPD lebih lebih memahami tentang Arah Kebijakan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia. Dengan demikian kiprah BPD di kawasan Timur Indonesia lebih dapat ditingkatkan.
“Selaku Pengurus Asbanda saya sangat mengharapkan kepada seluruh anggota Asbanda, yaitu BPD seluruh Indonesia untuk dapat mengambil peluang bisnis yang sejalan dengan pengembangan kawasan Timur Indonesia, baik melalui kerjasama Sindikasi untuk pembangunan infrastruktur, maupun untuk kegiatan produktif dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia.” Harap Eko Budiwiyono
Perkembangan BPD seluruh Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, kinerja BPD seluruh Indonesia, baik dilihat dari kinerja keuangan maupun operasional semakin membaik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator yang berhasil dibukukan oleh BPD seluruh Indonesia. Per Desember 2011, aset BPD telah mencapai Rp305,61 triliun atau meningkat sebesar 92,84 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2006 yang sebesar Rp158,48 trilyun.
Aset BPD seluruh Indonesia berhasil menduduki peringkat keempat setelah Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BCA. Kekuatan aset BPD seluruh Indonesia ini menunjukkan bahwa apabila BPD seluruh Indonesia bersinergi akan menjadi potensi kekuatan yang solid dalam kancah persaingan industri perbankan nasional serta dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi perekonomian nasional, khususnya di daerah.
Dari sisi kinerja kredit BPD seluruh Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Pada Desember 2011, posisi kredit BPD seluruh Indonesia mencapai Rp170.99 triliun atau meningkat sebesar 205,56 persen dibandingkan posisi akhir 2006 yang sebesar Rp55,96 triliun. Pertumbuhan kredit year on year pada Desember 2011 mencapai 21,76 persen. Kemudian posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) BPD seluruh Indonesia pada Desember 2011 mencapai Rp232.59 triliun, meningkat sebesar 80,11 persen dibanding posisi akhir tahun 2006 yang sebesar Rp129,14 trilyun dengan modal disetor telah mencapai sebesar Rp14,52 triliun per posisi Desember 2011. Kemampuan mencetak laba BPD seluruh Indonesia juga semakin membaik. Per Desember 2011, laba BPD seluruh Indonesia mencapai Rp9,55 triliun atau meningkat sebesar 109,43 persen dibandingkan dengan perolehan laba pada tahun 2006 yang mencapai Rp4,56 triliun. Hal ini mengikis pendapat publik bahwa BPD selalu merugi dan justru sebaliknya, semakin kedepan BPD optimis dapat tampil sebagai bank terkemuka di daerahnya masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H