Mohon tunggu...
Tarsih Ekaputra
Tarsih Ekaputra Mohon Tunggu... Konsultan - PR Consultant & Komporis Bela Negara

Seorang yang selalu ingin belajar, saat ini sebagai Pemimpin Redaksi belaindonesiaku.id dan juga sebagai seorang Trainer untuk Public Relations, Seorang PR Consultant dan mengelola gerakan sosial Ayo BelaIndonesiaku dan Cangkrukan Bela Negara

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda)

13 April 2012   07:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asbanda merupakan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah yang bersifat otonom danawalnya bernama BKS-BPDSI (Badan Kerja Sama Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia) yang didirikan pada  14 Desember 1993 dengan anggota 27 BPD dan sebagai anggota dari Federasi Perbankan Indonesia. Sejak tanggal 25 Maret 1999 berubah nama menjadi ASBANDA dengan anggota 26 BPD. ASBANDA memegang peran penting sebagai wadah pemersatu guna mempererat hubungan kerjasama saling menguntungkan antar BPD di seluruh Indonesia. Melalui ragam langkah strategis, Asbanda selama keberadaannya telah mampu membawa BPD-SI ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan suksesnya mencanangkan BPD Regional Champion yang merupakan  roadmap BPD. BRC terdiri dari tiga pilar utama, yakni Ketahanan Kelembagaan, Kemampuan untuk menjadi Agent of Development, dan Kemampuan untuk menghadirkan service excellent kepada masyarakat. Ketiga pilar utama dari BRC ini merupakan landasan utama dan strategis bagi BPD dalam menghadapi persaingan antarbank yang semakin ketat.

Asbanda bersama BPDSI fokus dan komit pada 5 (lima) program utama/bidang, yakni : Pertama, adalah komitmen untuk menjalankan dan menyukseskan BRC yang telah dicanangkan sejak tahun 2010 yang lalu, kedua fokus pada bidang pengembangan bisnis dan kerjasama antar lembaga, baik yang bersifat nasional maupun internasional, ketiga fokus pada pengembangan perbankan syariah dimana potensi di Indonesia masih sangat besar, keempat, fokus dan komit dalam menjalin kerjasama operasional IT dan legal di BPDSI untuk menciptakan sebuah pengelolaan sistem yang lebih efisien melalui kerjasama operasional antar BPD, dan yang kelima fokus pada peningkatan kualitas Human Capital dan pengembangan profesi yang terkait dengan pengembangan pengetahuan, wawasan, skill yang mengacu kepada standar profesionalisme.

Dengan dukungan penuh dari anggota (BPD-SI), ASBANDA senantiasa merancang beragam rogram strategis termasuk juga menjalin beragam kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah, swasta, perbankan nasional maupun internasional. Saat ini ASBANDA telah menjalin kerjasama dengan Bank Indonesia guna mewujudkan BPD Regional Champion. Selain itu secara berkesinambungan ASBANDA juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai kementerian, seperti Kementerian Perumahan Rakyat, Koperasi dan UKM, Departemen Pertanian, Badan Kepegawaian Negara dan lainnya.

Ketua Umum ASBANDA, Eko Budiwiyono menyampaikan bahwa, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, kinerja BPD baik dilihat dari kinerja keuangan maupun operasional semakin membaik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator yang berhasil dibukukan oleh BPD seluruh Indonesia. Per Desember 2011, aset BPD telah mencapai Rp305,61 triliun atau meningkat sebesar 92,84 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2006 yang mencapai Rp158,48 trilyun. Secara konsolidasi, aset BPD seluruh Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BCA. Kekuatan aset BPD seluruh Indonesia ini menunjukkan bahwa apabila BPD seluruh Indonesia bersinergi akan menjadi potensi kekuatan yang solid dalam kancah persaingan industri perbankan nasional serta dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi perekonomian nasional, khususnya di daerah.

Kinerja kredit dalam lima tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Pada Desember 2011, posisi kredit BPD seluruh Indonesia mencapai Rp170.99 triliun atau meningkat sebesar 205,56 persen dibandingkan posisi akhir 2006 yang mencapai Rp55,96 triliun. Pertumbuhan kredit year on year pada Desember 2011 mencapai 21,76 persen.

Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) BPD seluruh Indonesia pada Desember 2011 mencapai Rp232.59 triliun, meningkat sebesar 80,11 persen dibanding posisi akhir tahun 2006 yang mencapai sebesar Rp129,14 trilyun. Modal disetor telah mencapai sebesar Rp14,52 triliun per posisi Desember 2011.

Kemampuan mencetak laba BPD seluruh Indonesia juga semakin baik. Per Desember 2011, laba BPD seluruh Indonesia mencapai Rp9,55 triliun atau meningkat sebesar 109,43 persen dibandingkan dengan perolehan laba pada tahun 2006 yang mencapai Rp4,56 triliun.

”Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, BPD seluruh Indonesia telah memiliki jaringan pelayanan sebanyak 3.052 jaringan, yang terdiri dari 1.876 kantor konvensional, 288 kantor pelayanan syariah, dan 1690 ATM dengan jumlah karyawan BPD sebanyak 24.592 karyawan, dan ini akan ditingkatkan terus baik jumlah kantor maupun kualitas pelayanan sehingga BPDSI dapat menjadi tuan rumah  di masing-masing daerah.” jelas Eko Budiwiyono

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun