Mohon tunggu...
Tarsih Ekaputra
Tarsih Ekaputra Mohon Tunggu... Konsultan - PR Consultant & Komporis Bela Negara

Seorang yang selalu ingin belajar, saat ini sebagai Pemimpin Redaksi belaindonesiaku.id dan juga sebagai seorang Trainer untuk Public Relations, Seorang PR Consultant dan mengelola gerakan sosial Ayo BelaIndonesiaku dan Cangkrukan Bela Negara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

50 Tahun Yayasan St. Fransiskus Berubah dan Berjayalah untuk Indonesia Damai

20 Oktober 2015   13:32 Diperbarui: 20 Oktober 2015   13:58 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa terasa 50 Tahun sudah Sekolah Santo Fransiskus melayani, membina dan mendidik putra-putri bangsa Indonesia. Bukan waktu yang sebentar untuk tetap bisa terus berjalan dalam karya pendidikan. Juga bukan hal yang mudah bagi Sekolah Fransiskus untuk dapat bertahan ditengah kemajuan jaman.

Inilah tonggak sejarah Sekolah Fransiskus, dengan Pastor Mateus Batubara, OFM sebagai Ketua Yayasan yang baru, mencanangkan semboyan BERUBAH dan BERJAYALAH, maka tema peringatan 50 Tahun Sekolah Santo Fransikus adalah Lebur bersama SESAMA, membangun PENDIDIKAN anak BANGSA berazaz PANCASILA dalam semangat PAX ET BONUM (Perdamaian dan Kebaikan)

Berangkat dari semboyan dan tema tersebut, maka konsep acara dalam peringatan 50Tahun yang dihelat di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki beberapa waktu lalu mengangkat tema Fransiskus Duta Damai.

Acara pertama kali dibuka dengan penyalaan lilin perdamaian yang dinyalakan oleh 5 pemuka agama. Dilatar belakangi lagu Make me a Chanel of your Peace dan terjemahannya dibacakan oleh anak-anak dari lintas agama dan anak disabilitas.

Endang Moerdopo yang juga turut menjadi pemain dalam rangkaian perayaan setengah abad Yayasan St Fransiskus ini menjelaskan bahwa, bagian pertama dari Acara tersebut merupakan persembahan dari siswa-siswi Sekolah Santo Fransiskus dengan menyuguhkan pentas Kecak Bali Kontemporer dengan Koreografer I Wayan Arnawa, S.Sn, mengangkat cerita FRANSISKUS - CLARA ; DUTA DAMAI. “Cerita ini secara garis besar menggambarkan perjalanan Santo Fransiskus Asisi menuju Tanah Suci, untuk menemui Sultan Malik dengan tujuan PERDAMAIAN,” tutur Endang Moerdopo. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa Tanah Suci adalah TANAH KITA BERSAMA. Dan misi tersebut diterima baik oleh Sultan Malik. Semangat Perdamaian yang telah dirintis Santo Fransiskus menjadi sebuah perjalanan sejarah perdamaian bagi Sekolah Santo Fransiskus yang menutup pagelaran Kecak dengan berkibarnya Merah Putih dan Burung Garuda simbol Pancasila.

Pengejawantahannya masa kini, diwujudkan dalam kolaborasi pertunjukan yang harmonis pada bagian kedua acara. Dalam bagian ini, putra-putri dari 3 lembaga ; yaitu Panti Asuhan Muslimin, Panti Asuhan Vincentius dan Panti Asuhan Griya Asih akan menampilkan beberapa kolaborasi gerak dan lagu.

Menjadi sebuah nilai yang sangat besar bagi Sekolah Santo Fransiskus, karena dalam peringatan ke 50 tahunnya ini didukung sepenuhnya oleh Gubernur DKI, Bapak Basuki Tjahya Purnama, yang menyambut baik konsep perdamaian ini sebagai wujud kerukunan berbangsa dan berbudaya.

“Sebagai penutup, bersama kita mendidik, mendampingi dan membekali anak-anak kita, karena ditangan merekalah masa depan bangsa Indonesia,” tegas Endang Moerdopo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun