Kita hidup dalam ruang waktu. Tanpa terasa hari demi hari yang kita lewati telah membawa kita sampai pada bulan Shafar. Marhaban ya Shafar 1443 H.
Dalam peredaran bulan Islam, Shafar merupakan bulan kedua setelah Muharam pada kalender Hijriyah atau seperti bulan Februari jika menggunakan kalender Masehi.
Penamaan Shafar diambil dari kata "shafr" berarti kosong. Kosong merujuk pada kebiasaan orang-orang Mekah masa itu berbondong-bondong keluar sehingga kota menjadi kosong.
Arti lainnya Shafar adalah "siulan angin". Siulan Angin ini mengacu pada iklim, karena safar menjadi bulan yang paling berangin di sepanjang tahun.
Bulan Shafar dalam catatan sejarah Islam memiliki arti sangat penting. Banyak peristiwa-peristiwa yang luar biasa terjadi di bulan tersebut yang dapat dijadikan iktibar.
Sebut saja misalnya peperangan pertama yang terjadi dalam Islam yakni perang Abwa. Peristiwa dahsyat ini terjadi pada bulan Shafar.
Imam Al Bukhari dalam shahih Bukhari menukilkan bahwa perang pertama yang diikuti Rasulullah Saw adalah perang Abwa atau sering disebut perang waddan. Al Abwa merupakan nama sebuah daerah yang secara geografis berada di sebelah tenggara Kota Madinah.
Ibnu Hisyam di dalam Sirah al-Nabawiyyah beliau menceritakan bahwa Perang al-Abwa terjadi kira-kira dua belas bulan sejak kedatangan Rasulullah Saw ke Madinah setelah hijrah dari Kota Mekah.
Rasullullah sendiri berdasarkan riwayat sejarah selama berdakwah menegakkan kalimat tauhid sangat banyak menghadapi rintangan. Tercatat sebanyak 27 peperangan yang beliau hadapi bersama para sahabat.
Dari 27 kali peperangan tersebut 9 diantaranya terjadi pertempuran, dan sisanya berhasil menghasilkan perdamaian. Islam menentang peperangan namun untuk membeli diri dan agama, maka jalan ini boleh dilakukan sebagai pilihan terakhir.