Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Terakhirku

24 Agustus 2021   19:59 Diperbarui: 24 Agustus 2021   20:13 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Foto Freepik)

Segenggam rasa tetiba meradang
Meronta dalam gelapnya malam
Ia menangis sejadinya, bergejolak tiada henti
Rasa yang dulu selalu ku pendam

Kini, ketika usia hari kian senja
Tetiba rasa itu berbalik kembali
Seakan menawarkan kebahagiaan
Memberiku harapan baru, derita akan hilang

Tapi, itu tidak mungkin terjadi
Jalan sepi yang terlanjur engkau pilih
Tak akan beralih menjadi hariku
Senja, derita, dan gejolak rindu yang pernah membuncah
Hanya sejarah yang sulit terlupakan

Kepergianmu bawa luka dihati
Untukmu yang pernah ku sakiti
Pintu maaf harapku diberi
Aku berjanji, rindu yang membuncah
Tak akan ku biarkan kembali

Banda Aceh, 24/8/2021  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun