Tingkah polah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang terhormat memang punya keunikan masing-masing ya. Ntah karena mereka datang dari berbagai latar belakang profesi, atau memang multitalenta. Ntahlah, yang jelas mereka bisa melakukan berbagai macam peran.
Tidak percaya? Lihat saja aksi panggung Andre Rosiade dalam menjebak dan meng"OTT"kan pekerja seks komersil atau sering disebut istilah wanita tuna susila pada sebuah hotel di Sumatera Barat.
Andre Rosiade yang menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar itu ikut dalam barisan Satpol PP melakukan grebeg wanita penjaja kenikmatan semu di Kota Padang. Padahal Andre anggota DPR RI lho.
Sebagai dewan yang mulia, aksi Andre itu dinilai oleh masyarakat sangat berlebihan. Pasalnya kerjaan seperti itu bukan levelnya DPR RI, apalagi hanya ikut-ikutan menjebak. Wah kebangetan tuh, kata warga netizen.
Harusnya Andre Rosiade bekerja dengan sungguh-sungguh pada posisinya sebagai wakil rakyat dan menyuarakan aspirasi rakyat kepada pemerintah. Ini malah mengurusi hal-hal yang bukan job description nya.
Bagaimana pun PSK juga manusia yang memiliki harga diri sebagai manusia biasa. Karena itu sudah cukup mereka memperlakukan diri sendiri, jangan ditambah lagi dengan kepentingan politik murahan seseorang.
Seharusnya Andre Rosiade menilai mengapa banyak perempuan di Sumatera Barat terjerumus dalam praktik kotor itu. Sejatinya dikaji dan dicari akar permasalahan. Bukan ujug-ujug disiarkan ke media publik dengan tujuan yang tidak manusiawi.
Maka pantas bila Komisioner Komnas Perempuan Bahrul Fuad menyesalkan tindakan penggerebekan pekerja seks komersial (PSK) yang melibatkan anggota DPR Andre Rosiade itu. Menurut Fuad, tindakan Andre sama sekali tidak pantas.
Terlepas dari alasan apapun. Tindakan yang dilakukan oleh Andre Rosiade telah mencoreng lembaga DPR, sama seperti PSK itu membuat coreng wajah Kota Padang. Artinya mereka dalam level yang sama.
Beliau boleh saja membantah telah menjebak PSK tersebut. Namun faktanya saat dilakukan penggrebekan Andre Rosiade ada di tempat itu pada waktu yang bersamaan. Maka benarlah ini jebakan berencana.
"Tidak ada saya menjebak, pertama ya kan saya dapat laporan masyarakat soal ini (prostitusi online). Saya sampaikan ke pihak kepolisian ke cyber crime Polda Sumbar dan (polisi) mengecek aplikasi yang saya laporkan. Lalu oleh Polda dicek ternyata benar, maka dilakukanlah penggerebekan oleh Polda," kata Andre, Kompas.com, Rabu (5/2/2020).