Dalam rangka mendukung program Pemerintah Kota Banda Aceh dalam pemberdayaan masyarakat. Politeknik Kutaraja dan LSM Natural Aceh melaksanakan kegiatan Entrepreneurship Academy bagi 10 UMKM bidang kuliner di kampus Poltek Kutaraja, Sabtu, 20/7/2019.
Sebagaimana diketahui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan fondasi perekonomian Indonesia. Di Aceh keberadaan pelaku UMKM terus terjadi peningkatan secara kuantitas. Setiap tahun rata-rata pertumbuhannya mencapai 3 persen. Saat ini total UMKM di Aceh berkisar 85 ribu unit usaha.
UMKM yang jumlahnya sangat besar dibanding Usaha Besar (UB) itu ternyata secara kualitas masih begitu baik. Terutama dalam pengelolaan usaha dan banyak kendala yang dihadapi oleh para wong cilik. Tak jarang mereka harus berhenti usaha karena alasan-alasan tertentu.
Politeknik Kutaraja bekerja sama dengan LSM Natural Aceh mencoba untuk membantu pelaku UMKM di Banda Aceh mengatasi berbagai persoalan dan kendala yang dihadapi dengan memberikan penguatan agar mereka mampu keluar masalah tersebut.
Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Politeknik Kutaraja dan Natural Aceh adalah pelatihan, mentoring, dan coaching bisnis. Kegiatan ini dikemas dengan intervensi peningkatan building capacity dan beberapa kegiatan teknis lainnya.
Pimpinan Natural Aceh Zainal Abidin Suarja mengatakan kegiatan ini tidak berbayar alias gratis bagi peserta. Mereka pada umumnya memang binaan Natural Aceh dan sekaligus mitra usaha Alue Naga Swalayan yang dikelola oleh pihaknya untuk mendukung pemasaran produk UMKM.
"Angkatan pertama ini kita akan berikan semacam pelatihan khusus agar mereka dapat terus eksis dalam melakukan kegiatan usaha. Dan batch I kita pilih UMKM bidang kuliner", tambah Zainal.
Pelatihan khusus ini dirancang dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa dan saling berbagi pengalaman diantara para peserta. Pembelajarannya pun diangkat dari masalah rill yang mereka hadapi selama ini. Jadi tidak seperti belajar disekolahan.
Adapun yang menjadi fasilitator ada dari unsur akademisi, praktisi, dan bahkan peserta sekalipun dapat menjadi fasilitator. Diantaranya dari Politeknik Kutaraja, LSM Natural, dan pihak ekternal yang relevan dengan masalah yang dihadapi UMKM peserta program.
Menurut amatan dilapangan dan hasil curah pendapat dengan pelaku UMKM, saat ini terdapat 3 masalah utama yang dihadapi. Ketiga persoalan tersebut memang sangat memberi pengaruh bagi kemajuan dan keberlangsungan usaha mereka. Ketiga masalah itu adalah pemasaran, permodalan, dan fasilitas produksi.
Dalam kesempatan tersebut salah satu pelaku UMKM mengeluh karena sulit mendapatkan kemasan produk dengan harga murah di Banda Aceh. Padahal produk yang ia hasilkan sangat sangat membutuhkan kemasan.