Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menanti Demokrat dan Gerindra Saling "Buka Kartu"

11 Juni 2019   06:22 Diperbarui: 11 Juni 2019   09:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean | FOTO: Tribunnews.com/ Rina Ayu

Terus terang saja dalam konteks Ibu Ani dan SBY sebagai keluarga politik serta bila dikaitkan dengan testimoni Prabowo Subianto tersebut sebetulnya sangatlah baik apalagi sesama partai koalisi. Ucapan Prabowo tidak akan membuat harkat dan martabat Ibu Ani jatuh. Tetapi karena ini berkenaan dengan keluarga SBY maka hak prerogatif beliaulah untuk menanggapi seperti apa.

Perbandingan begini. Sekiranya ucapan yang sama dan diucapkan oleh Presiden Jokowi pada saat yang sama pula sebagaimana halnya Prabowo, kira-kira bagaimana respon Pak SBY? Mungkinkah Pak SBY juga akan meluruskan testimoni Jokowi? Saya rasa tidak. Kalau begitu ini bukan berkaitan dengan materinya tetapi subjeknya.

Kembali ke soal buka kartu. Langkah Demokrat ingin membuka kartu dengan mengatakan pembicaraan seutuhnya kedua tokoh tersebut tentu sangat dinantikan oleh publik di Indonesia. Karena biar semuanya terang benderang. Sekaligus menghindari fitnah dan gosip-gosip politik yang tidak ada gunanya bagi rakyat.

Namun tampaknya ancaman Ferdinand Hutahaean untuk 'buka kartu' hanya gertak sambal belaka. Saya menyakini demikian, sebab tujuan sesungguhnya dari kegaduhan Demokrat ini adalah mereka sedang mencoba meningkatkan daya tawar politik. Namun kita kita tahu nilai tawar politik dihadapan siapa? Apakah koalisi penguasa ataukah koalisi oposisi? Biarlah waktu yang menjawabnya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun