Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

14 Hari Melewati Ramadan, Sudahkah Evaluasi Puasamu?

20 Mei 2019   04:49 Diperbarui: 20 Mei 2019   04:54 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setengah perjalanan puasa kita, alhamdulillah kita masih diberikan kesempatan, Allah masih menunda usia kita, masih memberikan kita kekuatan, kesehatan sehingga kita sudah sampai pada puasa yang ke 14 di bulan ramadhan atau menjelang pertengahan.

Bulan puasa merupakan bulan penuh ujian, pada bulan ini kita diuji oleh Allah agar kita memperoleh kesabaran dan pendidikan, oleh sebab itu puasa juga disebut dengan syahrul tarbiyah (bulan pendidikan).

Berbagai panggilan lain juga disematkan terhadap bulan ramadhan, ada yang memanggilnya dengan sebutan bulan Allah (syahrullah), ada yang memanggilnya dengan syahrul rahmah (bulan penuh rahmah), syahrul maghfirah (bulan pengampunan), syahrul 'ibadah (bulan ibadah), syahrul shabr (bulan kesabaran), dan syahrul Quran (bulan Al-Quran).

Dari hari-hari yang telah kita tunaikan puasa kita, marilah kita melakukan evaluasi dan introspeksi diri. Apakah puasa kita sesuai dengan yang diharapkan oleh Allah Swt sebagaimana difirmankan pada Surat Al-baqarah 183?

Bagaimanakah shalat kita, tarawih kita, sedeqah kita yang tiap malam celengan masjid wara wiri di depan kita, dan bagaimanakah bacaan Al-Quran kita sudah berapa juz yang sudah kita tamatkan, berapa lembar yang sudah kita baca? Atau jangan-jangan Al-Quran itu sudah berdebu di rumah tanpa pernah kita sentuh.

Bila kita lihat lebih jauh mengapa Allah mewajibkan puasa kepada seluruh umat pada setiap nabi dan zaman? Tentu saja karena disebabkan puasa mengandung rahasia. Karenanya Allah wajibkan puasa itu bagi setiap umat nabi termasuk umat Muhammad.

Bagi umat Islam perintah puasa diturunkan dan pertama kali disyari'atkan pada tahun ke-2 Hijriyah yaitu pada 10 Sya'ban, lalu setelah itu baru puasa kemudian dilakukan pada setiap bulan ramadhan.

Berpuasa memang penuh dengan ujian, uji kesabaran, menahan lapar, dahaga, amarah, dan menundukkan pandangan. Semua itu memang berat untuk dilaksanakan.

Namun sangat ironi bila dibandingkan kita yang hidup di negara tropis yang hanya memiliki dua musim yaitu kemarau dan musim hujan atau cuaca yang tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin tetapi tidak mampu berpuasa dengan sempurna untuk Allah.

Padahal dibelahan negara lain ada yang melewati empat musim tapi mampu menjalani puasa dengan sempurna walau cuaca panas terik sekalipun. Bahkan sebutan bulan ramadhan berasal dari kata ramdha, yarmadhu, yang berarti 'panas yang terik' atau 'panas yang membakar' di mana cuaca di Makkah ketika berpuasa dengan cuaca panas yang luar biasa.

Secara perhitungan Qamariah, ramadhan adalah bulan kelima dalam perubahan cuaca. Sebelumnya ada rabiul awal (musim semi), rabiul tsani (musim semi kedua), jumadil awal (musim dingin), jumadil tsani (musim dingin kedua), dan setelah itu baru bulan ramadhan (musim panas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun