Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Inilah Perbedaan PSI dengan Partai Politik Lain

6 April 2019   10:10 Diperbarui: 6 April 2019   17:26 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (kiri) bersama Calon Legislatif (Caleg) PSI yang juga Ketua DPP PSI Bidang Eksternal Tsamara Amany (kanan) menunjukkan formulir pendaftaran Tsamara Amany sebagai Caleg PSI di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta, Kamis (26/10). Dalam kesempatan tersebut Tsamara Amany juga mendeklarasikan gerakan Solidaritas Kaum Muda Melawan Korupsi (SIKAP) yang merupakan sayap gerakan PSI untuk mengajak anak-anak muda berjuang memerangi korupsi. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

"Sebagai pendatang baru dan partai kecil, PSI sedang berupaya menunjukkan aktualisasi diri", begitu komentar sahabat saya Johanes Krisnomo dalam laman komentar pada artikel Kompasiana saya berjudul PSI: Megawati Tidak Bijak Sikapi Pemilih Golput. Kata kunci Johanes Krisnomo adalah aktualisasi diri.

Benarkah PSI sedang melakukan penunjukkan jati diri sebagai strategi aktualisasi dirinya? Mari kita lihat, Partai Solidaritas Indonesia (disingkat PSI) adalah partai politik berhaluan tengah di Indonesia yang baru didirikan pasca pemilu tahun 2014, tepatnya 16 November 2014 atau 4 tahun lalu. Partai ini diketuai oleh mantan presenter berita Grace Natalie. Partai ini cenderung mengambil target partisipan kalangan anak muda, perempuan dan lintas agama.

Sebagai partai kecil yang baru lahir dan tidak memiliki tokoh besar yang mempunyai pengaruh hingga ke grassroot tentu memiliki tantangan berat agar mampu eksis sepanjang masa. Ditambah lagi tingkat persaingan yang cukup ketat dengan partai-partai besar lama yang sudah mapan dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, membuat PSI harus memutar otak cari strategi.

Tantangan besar tersebut tentu saja harus mampu dihadapi oleh para pendiri dan pengurus partai yang memiliki warna merah sebagai ciri khasnya itu. Jika tidak maka partai ini akan kalah saing dan bukan tidak mungkin gagal lolos ke Senayan pada pemilu pertama mereka. Potensi gagal itu terlihat ada indikasinya. Karena itu PSI harus punya way out strategy.

Salah satu cara yang umum dilakukan oleh orang agar pemosisian menjadi lebih tepat dan efektif yaitu mengenalkan partai kepada masyarakat dan menciptakan diferensiasi. Kalau dalam dunia marketing dikenal dengan perbedaan produk yang unik.

Artinya sebuah produk baru agar cepat mendapatkan perhatian pasar maka produknya harus memiliki ciri khas yang sangat unik dan berbeda dengan pesaing.

Belajar pada Nasdem

Mungkin publik masih ingat bagaimana awalnya sebuah organisasi masyarakat (Ormas) yang dipimpin Surya Paloh bermetaformosa menjadi partai politik yang kemudian diberi nama Partai Nasional Demokrat (disingkat Nasdem).

Ketika itu Surya Paloh yang memang sudah dikenal luas oleh masyarakat menawarkan sebuah ide besar dalam situasi politik yang stagnan dan status quo. Konsep restorasi pun menjadi produk yang dijual oleh Nasdem. Hebatnya sambutan masyarakat sangat luar biasa. 

Sehingga  Nasdem tumbuh begitu cepat menjadi partai yang diperhitungkan dalam kancah politik nasional dan meraih suara sigifikan pada pileg 2014 padahal ini partai baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun