Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Ada yang Membenci Dirimu, Pertanda Engkau Diperhitungkan

2 Januari 2019   18:40 Diperbarui: 2 Januari 2019   18:45 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak mudah menerima sesuatu yang tidak kita sukai. Terlebih hal tersebut sangat bertolak belakang dengan keinginan dan kepribadian yang kita miliki. Namun dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah tahu bahwa ada saja seseorang yang tidak menyukai kita atau bahkan membencinya setengah mati.

Mungkin kita tidak menyebut sebagai tradisi. Akan tetapi kebiasaan itu seperti lazim terjadi dimanapun. Tidak hanya dilingkungan yang lebih luas, bahkan dilingkungan kantor juga selalu terjadi kisah benci membenci. Dan sayangnya kebiasaan itu hampir menjadi budaya yang seakan-akan mulai mendapatkan pengakuan.

Persoalan kerja dan karir dalam hal positif tentu saja sangat baik untuk mendorong setiap individu agar selalu menjadi yang terbaik. Dengan masalah yang dihadapi akan membuat seseorang semakin teruji dalam menyelesaikan setiap masalah. Namun begitu, tetap saja ada seseorang yang coba melemparkan beban masalah tersebut kepada orang lain demi mendapatkan kenyamanan pribadi.

Alibi yang sering diciptakan agar terhindar dari masalah yang ada adalah dengan mengkambinghitamkan orang lain. Mencoba mengalihkan kelemahannya dengan menggeser Ketidakmampuan tersebut kepada orang lain.

Wujud dari sikap tersebut diatas dapat diekspresikan dengan beragam bentuk. Dari cara yang baik dan lemah lembut sampai menebar fitnah dan menyemai kebencian terhadap kita. Apalagi jika kita dianggap sebagai pesaingnya, maka strategi menebar kebencian sering menjadi peluru yang mematikan pesaingnya.

Cara melakukannya juga sangat bervariasi. Jika ia dekat dengan pimpinan tertinggi, maka ia akan menggunakan kedekatan tersebut untuk mempengaruhi pimpinan supaya ikut membenci kita. Celakanya "bos" yang tidak kritis dan mudah dipengaruhi akan cepat percaya apa yang dikatakan koleganya.

Dalam kondisi seperti itu maka bos sudah masuk dalam perangkap permainan karyawan jahat. Melalui tangannya ia mencoba "membunuh" pesaingnya yang dianggap lebih mampu. Lalu secara perlahan-lahan racun fitnah dan kebencian semakin mematikan orang yang dibencinya.

Apabila kasus ini menimpa kita, disinilah ujian berat mulai kita terima dalam sebuah lingkungan. Anda dituntut untuk meningkatkan daya tahan dengan level kesabaran yang lebih tinggi. Jika mampu Anda hadapi fase ini, maka Anda terlahir sebagai seseorang yang sangat diperhitungkan.

Dan sesungguhnya mengapa ada seseorang yang sangat membenci kita? Karena kita diperhitungkan. Hanya saja kaum pembenci belum menemukan cara yang tepat untuk menyingkirkan kita dari hadapannya. So, siapkan diri kita dengan mental pejuang, maju terus pantang mundur. Sebab tujuan mereka memang menginginkan kita lemah lalu mundur dari permainan.

No, kita harus tetap istiqamah dan konsisten. Meskipun si bos pun ikut membenci dan mengawasi setiap gerak-gerik kita dengan sikap kecurigaan, namun percayalah mutiara akan tetap terlihat sinarnya meskipun berada didalam lumpur. Dan kitalah orangnya. Salam. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun