Mahasiswa Politeknik Kutaraja, Aceh secara bersama-sama menggalang bantuan secara internal dalam rangka membangkitkan rasa solidaritas dengan masyarakat Palu, Â Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah yang terdampak gempa bumi dan tsunami yang melanda daerah tersebut pada 28 September 2018.
Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,4 Mw diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km.
Jumlah korban tewas sementara saat ini terus bertambah, kini tercatat 2.010 orang (data per 10 Oktober, sumber BNPB) dan dalam pencarian terakhir ditemukan lagi 46 jenazah. Meskipun begitu kegiatan pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim relawan dan lain sebagainya.
Selain itu, BNPB ternyata telah menerima laporan sebanyak 2.549 orang mengalami luka berat dan sampai saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara itu, 113 orang masih dinyatakan hilang.
Mengutip Kompas.com (1/10) tak kurang dari 2.790 rumah rusak akibat musibah tersebut. Ini masih data sementara yang dikumpulkan BNPB hingga Senin (1/10/2018). Untuk tregedi ini sudah ditetapkan sebagai bencana nasional oleh Presiden Joko Widodo.
Sebagaimana diketahui pula bahwa hal yang sama bahkan lebih dahsyat dari musibah di Sulawesi Tengah pernah melanda Provinsi Aceh. Ratusan ribu nyawa manusia menjadi korban meninggal, dan dinyatakan hilang. Gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam.
Dengan pengalaman merasakan bagaimana kondisi Aceh masa itu, sungguh sangat sulit karena kondisi yang sangat tidak normal. Maka mahasiswa Politeknik Kutaraja berinisiatif dan tergerak hati mereka untuk berbuat sesuatu yang dapat membantu para korban dan saudara-saudara kita di Palu, Sigi dan Donggala.
Kegiatan amal ini dimulai dengan doa bersama yang dilakukan di mushalla kampus setempat. Bersama dengan seluruh mahasiswa setiap program studi berkumpul sejak pagi untuk memanjatkan doa. Dalam kegiatan tersebut terlihat banyak mahasiswa yang terharu bahkan menangis ketika masa-masa tsunami dulu mereka bayangkan.
Setelah acara doa bersama selesai dilaksanakan, mereka pun mengumpulkan sumbangan atau donasi diantara mereka. Seluruh dana yang terkumpul mereka salurkan melalui yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh dengan diterima langsung oleh petugas di sekretariat ACT Aceh (18/10/2018).Â
Namun harapan kita semua semoga warga dan masyarakat Sulawesi Tengah yang terdampak bencana alam ini bisa segera keluar dari kondisi sulit ini dan kembali bangkit menatap masa depan. Bagaimanapun hidup terus berjalan. Sedih sudah pasti iya, kehilangan juga selalu menghantui perasaan kita.Â