Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bambu Runcing

27 Agustus 2018   14:07 Diperbarui: 27 Agustus 2018   17:17 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Hamdani

Lama menunggu, tibanya waktu
Sampai tiada suara, membisu...
Hanya dentuman meriam dan senapan
Dimuntahkan oleh para serdadu

Kalian menunduk, membisu...
Nikmati tarian-tarian nafsu
Kala itu, lama menunggu waktu
Namun bagi mereka mengapa berlalu

Itulah, para pejuang menggapai waktu
Dengan serdadu penikmat hawa nafsu
Mereka tidaklah sama
Bagaikan Rahwana dan Rama

Hingga waktu itupun tiba
Bambu runcing berubah jadi senjata
Mereka yang diam pun
Lantang bersuara, merdeka...merdeka...

Kini, tidakkah engkau sadari?
Betapa tumpahan darah dan air mata
Engkau balas dengan caci maki?
Itukah penghargaan mu bagi jiwa merdeka?

Engkau tak lebih seperti srigala
Pemburu mangsa, nafsu berkuasa
Engkau injak-injak tasbih merdeka
Hanya karena engkau ingin jadi raja

Tidak,..
Kembalikan jiwa merdeka
Enyahlah engkau dari mereka
Biarkan bambu runcing tetap jaya.

Banda Aceh, 27/08/2018
Ham***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun