Gempa Lombok adalah duka kita. Kesedihan Indonesia. Dari ujung barat Sumatera kami mengucapkan belasungkawa bagi korban yang telah tiada.Â
Dari jauh kami menyaksikan melalui siaran berita. Ada rasa trauma dan luka yang kami rasa. Gempa Lombok mengingatkan kami pada situasi 4 Desember 2004. Gempa dahsyat beserta sapuan air bah besar tsunami.Â
Ya, jutaan rakyat Aceh kini berdoa. Semoga saudara-saudara kami di NTB, Sumbawa dan sekitarnya tetap dalam lindungan yang Maha Kuasa. Gempa memang biasa, tetapi rasa takut yang muncul bisa sangat luar biasa.Â
Sebagaimana telah diberitakan korban meninggal gempa Lombok telah tercatat sebanyak 82 orang. Mudah-mudahan tidak lagi bertambah.Â
Gempa berkekuatan 7 SR yang mengguncang Nusa Tenggara Barat pada Minggu 5 Agustus pukul 18.46 WIB memberikan dampak yang luas.
Hingga Senin dini hari (6/8/2018) pukul 02.30 WIB tercatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah rusak. Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman.
Saya bisa merasakan bagaimana kepanikan luar biasa yang dialami oleh warga. Dengan ayunan bumi sekuat 7 SR, menghancurkan bangunan, dan memporak-porandakan perabotan rumah. Dan itu terjadi pada petang hari menjelang malam. Ditambah lagi dengan mati listrik. Wah... Sangat menakutkan.Â
Namun itu sudah terjadi, yang perlu dipikirkan oleh kita sekarang adalah bagaimana memulihkan kondisi paska gempa. Ada ratusan rumah yang hancur tentu membutuhkan sumber daya untuk membangun kembali.Â
Kiranya para Kompasianer bisa menginisiasi kegiatan amal mengumpulkan bantuan dari komunitas ini sebagai bentuk kepedulian kita. Coba konsolidisasikan ide dan pemikiran para Kompasianer sehingga niat baik ini bisa terwujud.Â
Semoga bisa menjadi pertimbangan dan mohon maaf ini hanya saran dan usul saja dari kami. Berharap ada yang menyambutnya.Â
Salam. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H