Ragam kegiatan dilakukan oleh orang-orang untuk menikmati hari akhir pekan mereka. Ya, hari Sabtu dan Minggu merupakan hari-hari di mana mereka terbebas dari beban kerja yang memusingkan kepala.Â
Di hari liburlah mereka melepaskan semua beban kerja dan sekaligus menikmati hari kebebasan. Hari tanpa ada perintah atasan, tidak ada jam masuk dan jam keluar yang ketat, tidak ada pertanyaan "bapak mau kemana? " dan inilah waktu mereka berekspresi sepenuh hati.Â
Cara menikmati hari kebebasan tanpa syarat itupun dilakukan dengan selera masing-masing. Ada yang menggunakan waktu libur mereka untuk menulis, berolah raga, berkebun, traveling, hangout bersama komunitas, melakukan kegiatan sosial, menyalurkan hobi, sampai seperti yang saya lakukan, menikmati segelas kopi di kedai langganan sambil membaca artikel di blog Kompasiana.com.
Perkara mimun kopi memang sudah hal biasa bagi saya dan teman-teman. Yang tidak biasa adalah ngopi bersama pada waktu pagi sambil melupakan rutinitas pekerjaan. Hidup tanpa beban, menikmati kopi dengan merdeka, itulah yang luar biasa.Â
Ditempat saya berada saat ini, sekitar kawasan Lambhuk Banda Aceh, di sebuah kedai kopi Aceh benuansa modern, terdapat banyak pelanggan yang juga sedang ditemani oleh kopi hitam khas Ulee Kareng. Dengan cita rasanya sedikit pahit namun bikin otak langsung kesetrum.Â
Duaar.... Energi kopi sampai ke otak, yang tadinya mata merem segera melek. Maka tak heran jika Anda melihat orang-orang yang sedang minum kopi da kedai ini kelihatan sangat ceria dan bershabat. Bahan diskusi mereka banyak. Masuk logika, kritis dan cerdas. Karena memang menurut dokter, minum kopi dua segelas sehari bisa bikin cerdas. Hehehe
Saya sendiri selain mengikuti tema-tema diskusi kelas warung kopi yang sedang dibahas, juga sambil lalu saya sibuk ngulik blog Kompasiana untuk mencari-cari topik apa saja yang banyak ditulis oleh para Kompasianer yang hebat-hebat. Para senior dan penghuni tetap NT, HL, Artikel Utama dan Penulis populer yang tulisannya selalu nangkring di 'terpopuler'.Â
Di posisi NT selalu menjadi "kerajaan" para kompsianer itu-itu saja, mereka yang rajin berinteraksi dengan sesama Kompasianer, sehingga satu sama lain saling memberikan nilai (voter). Dengan begitu tulisan mereka pun selalu tanpil dibagian depan blog kompasiana. Untuk itu saya ingin belajar menjadi seperti mereka.Â
Namun perhatian saya justeru lebih besar pada judul-judul artikel yang sesuai dengan keinginan saya untuk membaca. Karena saya senang dengan tema-tema ekonomi, UMKM, perbankan, humaniora, karir, dan kuliner, maka saya pun bergegas untuk scroll lebih cepat menuju artikel yang saya maksud.Â
Dari beberapa artikel yang saya dapati di kompasiana, terutama yang berkaitan dengan tema ekonomi nasional. Para penulis di Kompasiana, secara kualitas konten sudah cukup bagus, ilmiah, logis dan sarat data. Saya tidak bisa menyebutkan nama penulisnya.Â
Namun menurut saya, masih banyak pula penulis di Kompasiana dalam menghasilkan sebuah tulisan sangat miskin data bahkan lebih dominan persepsi penulis yang belum dapat diserap sebagai sebuah informasi publik. Informasi yang disajikan hampir seluruhnya merupakan imajinasi penulis sendiri dan tidak sejalan dengan terori-teori yang ada bahkan bertolak belakang dengan bukti empiris.Â