Tingkat konsumsi masyarakat serta investasi di Provinsi Aceh mengalami peningkatan. Konsumsi rumah tangga naik dari 3,33%(yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 4,74%(yoy) pada triwulan l-2018. Sementara itu, komponen investasi tercatat tumbuh sebesar 2,77%(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 0,57%(yoy). Â
Berdasarkan kontribusinya, komponen konsumsi rumah tangga dan investasi pada triwulan ini tercatat memberikan andil masing-masing sebesar 2,69% dan 0,93% terhadap pertumbuhan ekonomi secara total. Meningkat dari triwulan sebelumnya yang masing-masing berkontribusi sebesar 1,87% dan 0,21%. Â
Komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 4,74%(yoy), meningkat dibandingkan tingkat pertumbuhan pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 2,62%(yoy). Capaian tersebut juga tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,33%(yoy)
Peningkatan konsumsi masyarakat didorong oleh adanya peningkatan daya beli masyarakat akibat peningkatan pendapatan sebagai dampak dari efek peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang naik sebesar 8% serta multiplier realisasi anggaran pendapatan dan belanja Aceh untuk non-modal meskipun masih dalam jumlah yang terbatas.
Sementara itu, dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit untuk keperluan konsumsi pada triwulan I-2018 juga turut membantu mendorong kinerja komponen konsumsi. Total kredit untuk tujuan konsumsi tercatat tumbuh sebesar 10,77%(yoy). Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,78%(yoy)
Kredit UMKM Aceh
Penyaluran kredit kepada sektor UMKM di Aceh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV-2017. Tingkat risiko pada kredit ini cenderung membaik meskipun masih perlu diwaspadai pada risiko kredit menengah. Menurut laporan Bank Indonesia Kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar 5,03%(yoy), menurun jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,79%(yoy).
Berdasarkan skala usaha, pangsa penyaluran kredit sektor UMKM didominasi oleh kredit UMKM skala kecil dengan penyaluran mencapai Rp4,95 triliun (47%), diikuti oleh UMKM skala mikro sebesar Rp3,61 triliun (35%), dan skala menengah Rp1,87 triliun (18%), sehingga secara total eksposur UMKM mencapai 26,11% dari total kredit.
NPL UMKM pada triwulan I-2018 tercatat sebesar 5,81%, naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,30%. Peningkatan NPL UMKM terjadi pada kredit kecil yang naik menjadi 11,27% pada triwulan I 2018 (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya  sebesar 7,64% (yoy) dan kemudian diikuti oleh NPL kredit Mikro yang naik menjadi 2,32% pada triwulan I 2018 dari triwulan sebelumnya sebesar 2,07% (yoy). Sementara itu, NPL kredit kecil menunjukkan perbaikan menjadi 6,29% pada triwulan I 2018 dari triwulan sebelumnya sebesar 6,50%.
Pada triwulan I-2018, outstanding Kredit Usaha Rakyat (KUR) tercatat sebesar Rp1,96 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 99.313 debitur. Angka outstanding KUR tersebut meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp1,89 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 97.036 debitur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H