Sering kalau kita ke pasar apalagi menjelang berbuka puasa, para penjual takjil ramai menawarkan aneka ragam makanan dan minuman yang sangat menggoda hawa nafsu, apalagi perut dalam kondisi lapar. Rasanya ingin kita beli semuanya, begitulah cara kerja syahwat ingin makan.Â
Namun kita sebagai manusia yang beriman, harus menggunakan akal sehat dan berpikir logis. Renungkan sejenak sebelum membeli sesuatu, apakah kita membeli karena kebutuhan atau karena keinginan? Jika karena kebutuhan, maka tanyakan pada diri sendiri, seberapa banyak yang kita butuhkan.Â
Berpikir seperti demikian itu sangat penting untuk dilakukan guna menghindari prilaku boros, sebab boros itu  adalah perilaku syaitan. Dan syaitan sangat senang menggoda manusia agar tergelincir dari jalan Allah Swt dan menyimpang dari ajaran Rasullullah Saw.Â
Perilaku boros dewasa ini sangat mudah kita jumpai, bukan hanya diluar sana bahkan di rumah kita sendiri sering berlaku sikap boros. Makanan sering tersisa dan akhirnya dibuang, jika makan sering tidak dihabisi. Itu adalah bentuk perilaku boros yang menjurus kepada mubazir. Islam sangat tidak menyukai sikap boros dan mubazir.Â
Banyak sekali kerugian hidup boros, bukan hanya menguras harta dan menghambur-hamburkan uang, bahkan dikutuk oleh Tuhan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 27 yang artinya "sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al-Isra: 27).
Maka dengan hadirnya ramadan, marilah kita terapkan pola hidup sederhana dengan tidak membelanjakan uang kita secara royal. Namun jika untuk bersedeqah tentu silakan berikan sebanyak-banyaknya, sebagaimana dicontohkan oleh Sayyidina Abu Bakar RA. dan Sahabat Rasulullah Umar bin Khattab.Â
Wallahua'alamÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H