Bertadarrus secara berjamaah dalam membaca Al-Quran pada malam hari adalah salah satu cara menghidupkan ramadan. Bahkan di  beberapa daerah tadaruss Al-Quran malam hari di masjid sudah menjadi tradisi turun temurun.Â
Di Aceh misalnya, satu daerah yang dikenal dengan sebutan Serambi Mekkah yang kental dengan syariat islamnya, membaca Al-Quran setelah selesai shalat tarawih secara bersama-sama sampai menjelang sahur sudah biasa dilakukan sejak dulu. Dan itu menggunakan pengeras suara.
Suasana malam ramadan benar-benar semarak dan ramai. Dimana-mana kita mendengar alunan ayat suci Al-Quran dari setiap masjid ataupun surau/mushalla. Anak-anak muda berkumpul untuk mengaji bersama. Pengalaman ini hanya ada dalam bulan ramadan.Â
Setiap kelompok tadaruss biasanya berkisar 5-10 orang, namun tergantung jumlah warga dalam satu RT itu juga. Bisa dikatakan proposional lah.Â
Begitu juga sebagian yang lain menghidupkan malam ramadan dengan zikir sendirian, juga dilakukan di masjid. Jadi ada yang zikir ada juga yang mengaji. Semuanya dalam ketaatan dan memuliakan bulan ramadan.Â
Saat larut malam tiba, bagi anggota tadarrus yang mengantuk, mereka boleh tidur sejenak dan digantikan dengan teman-teman yang lain secara bergiliran.Â
Tepat waktu pukul 03.00 pagi, shalat tahajjud atau qiyamullail pun dikerjakan secara berjamaah. Kadang bisa dua sampai tiga shaf jamaah laki-laki mendatangi masjid untuk melakukan ibadah khusus ini.Â
Dengan jumlah rakaat tertentu, shalat malam ini menjadi sarana yang sangat baik untuk berkomunikasi dengan Allah Swt. Dalam suasana malam yang hening dan dingin, kita bisa dengan khusuk dan tenang memanjatkan doa-doa terbaik kita kepada sang Khalik. Apalagi pada bulan ramadan segala doa kita pasti dikabulkan Allah.Â
Menjelang waktu sahur barulah para jamaah yang rata-rata berusia muda, bergegas pulang ke rumah masing-masing membangunkan keluarganya untuk menyiapkan menu sahur dan makan bersama.Â
Begitulah cara kami menghidupkan malam-malam ramadan selama bulan puasa. Siang bekerja mencari nafkah, sementara malam harinya digunakan untuk beribadah. Kondisi ini terus rutin sampai malam lebaran tiba. Bagaimana dengan kota mu?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H