Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tingginya Angka Kredit Macet di Aceh, Pertanda Perekonomian Memburuk?

27 April 2018   12:26 Diperbarui: 29 April 2018   09:33 3275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: steemit.com

Maka, yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana proses pemberian kredit oleh petugas bank tersebut. Patut diduga bahwa proses yang dilakukan tidak sesuai prosedur. Sehingga potensi kredit macet memang sudah diketahui sejak awal namun diabaikan atau tidak mampu di maintenance oleh bank.

Perekonomian Aceh
Kepala BPS Aceh Wahyudin mengatakan Perekonomian Aceh Triwulan IV-2017 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp37,77 triliun atau sebesar US$2,79 milyar. Sementara PDRB tanpa migas adalah sebesar Rp36,72 triliun atau sebesar US$2,71 milyar.

Ekonomi Aceh dengan migas secara kumulatif (c to c) hingga triwulan IV-2017 tumbuh sebesar 4,19 persen, pertumbuhan c to c tanpa migas adalah sebesar 4,14 persen. Bila dibandingkan triwulan lV-2016 (y-on-y) tumbuh sebesar 3,58 persen. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Aceh bahkan di bawah rata-rata nasional bisa menjadi salah satu faktor penyebab tingginya kredit macet.

Dalam rapat terbatas bidang perekonomian Presiden RI memberikan perhatian dan arahan khusus kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh untuk mengelola serta memanfaatkan seluruh potensi unggulan untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi di Aceh, sekaligus memberikan kesejahteraan bagi rakyat Aceh, fokus mengembangkan sektor unggulan, misalnya industri pertanian hingga penghiliran industri.

Dari berbagai data dan informasi yang telah diuraikan di atas, menurut penulis penyebab utama tingginya kredit macet di Aceh sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Aceh yang mengalami penurunan. sehingga menyebabkan proses bisnis yang dilakukan oleh debitur mengalami hambatan. Hal ini terlihat pada penurunan omset penjualan para pedagang di pasar-pasar di Aceh. Rendahnya daya beli masyarakat juga menjadi persoalan tersendiri dalam perekonomian Aceh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun