"Widya Sastra Sudharma Pinaka De Pada Ikanang Tri Buana", artinya Pengetahuan sastra bersumber dari tiga hal utama yang dapat meresapi Alam semesta beserta isinya.
Tiga hal utama yang dapat menjadi sumber dari pengetahuan antara lain : Sastratah, Gurutah dan Swahtah. Sastratah merupakan Sumber Pengetahuan menurut refrensi sastra, literatur, kitab, lontar dst. Gurutah sumber dari pengetahuan berpedoman pada guru, yang mana disebut Guru?
Selain Tri Kasinanggah Guru tiada lain yakni Seluruh Elemen Alam Semesta ini adalah Guru yang Utama (Sarwa Byogatah Guru) bahkan Pengalaman Hidupun merupakan guru utama sering diistilahkan "Experience is the best Teacher", kemudian Swahtah ini mengacu pengalaman, pengetahuan didapatkan langsung melalui pengalaman praktek/action.
Tanpa Adanya Praktek setebal apapun buku yang dibaca maupun dihafalkan tidak ada artinya tanpa action konkreat. Pengetahuan hanya ditataran permukaan saja yang dijadikan komoditi Show Up semata, atau hafalan -- hafalan saja.
Begitu juga dalam lingkungan pendidikan Hindu yang diiikat oleh adanya Unsur Tripitama yakni Tiga Pilar Utama yaitu Tattwa, Susila dan Acara. Ditengah derasnya arus Pandemi Covid-19 ini menerpa Tri Pitama Hadir sebagai Tonggak untuk menggantikan fase peradaabaan manusia dari dulunya "nyengker dewek" atau berdiam diri dirumah saja, sekarang sudah beralih ke fase new normal, namun kendalanya sangat banyak apabila akan terjadinya New Normal, resikonya sangat besar, namun seiring dengan kebiasaan yang dilakukan sesuai dengan Protap kesehatan dan masyarakat Disiplin maka akan tercipta New Normal sesuai ekspektasi, tapi baru -- baru ini kemendikbud mengeluarkan surat edaran nomor 15 tahun 2020 yang mencantumkan dan berdasarkan atas Permendibud Nomor 33 tahun 2019 tentang Satuan Pendidikan Aman  Bencara saat covid-19 yang menganjurkan kepada  semua Steakholder didalam dunia pendidikan untuk selalu melaksanakan Pembelajaran Daring dan Luring yaitu Pembelajaran Dalam Jaringan dan Pembelajaran di Luar Jaringan melalui system PJJ (pembelajaran Jarak Jauh). Tentu dalam Hal ini Pendidikan Hindu menyikapi akan mengikuti anjuran pemerintah dalam ini mengupayakan Pembelajaran dari berjalan Kondusif dan Efisien.
Pendidikan Hindu mengambil langkah High Order Thinking Skiill (HOTS) yaitu salah satu metode cara berpikir radic (Mendalam, Kritis) menyikapi instruksi pemerintah dengan menerapkan pembelajaran yang mengarahkan paa kontekstual learning misalnya, memohon kepada orang tua untuk memvideokan anak -- anaknya saat metanding banten saiban, Mendokumentasikan anak -- anaknya untuk metanding canang, bersih -- bersih dihalam rumah, membantu memberishkan lingkungan di Sanggah Kemulan.
Ini adalah salah satu media untuk selalu melakukan perubahan cara berpikir dalam dunia pendidikan bahwa pendidikan tidak semata -- mata mencarii nilai atau kompetisi semata tapi lebih pada kreativitas dalam melakukan kecapakan hidup.
Pendidikan hindu mengambil langkah untuk menyirami mental dan spirit siswa hindu dari sisi kerohanian melalui cara kecapakan hidup, misalkan salalu membiasakan anak sembahyang disore hari yakni puja tri sandya ini salah satu penerapan yang sangat luar biasa pada anak.
Pendidikan dari nilai hidup lebih penting ketimbang nilai di atas kerta atau di atas raport. Kita patut sebagi pulic menilai sisi new normal pendidikan yang masih di rumah saja dari sisi yang berbeda. Jika hanya nyaman pada zona yang monoton maka menjadikan generasi bernas ini terkungkung dan kurang kreatif serta inovatif maka peranan keluarga penting untuk merepakan Hi order Thinking SKiil dalam ajaran agama didasarkan pada Darsana yaitu mencari pengetahuan kebenaran dengan sudut pandang yang saling berbeda satu dengan lain.
Â
Jadi solusi yang ditawarkan dan bisa dijadikan pertimbangan kembali untuk dipilah terlebih dahulu dan dipilih solusinya sesuai kepentingan di dalam dunia pendidikan antara lain:
1) Bangun suasana belajar bersama di dalam keluarga bahwa orang tua mau mendengarkan keluh kesah anak dalam belajar dan diberikan materi ajar dari sekolahnya secara online