Tentunya setiap orang menginginkan menang di medan perang, berhasil di medan juang. Disini medan perang yang dimaksud adalah berhasil memenangkan pasar dan produknya laris manis. Sesiapa yang ingin produknya menang di pasaran, maka sejatinya ia harus memiliki ilmu tentang itu, dalam bahasa ekonominya strategi jitu dalam pasar.Â
Nah, setidaknya ada empat jurus jitu dalam menaklukkan pasar. Jikalau yang empat ini engkau kuasai, mudah-mudahan engkau akan menjadi the winner di medan pertarungan.
Pertama: Engkau harus tau kekuatan/ keunggulanmu
Setiap orang pasti memiliki impian dan cita-cita. Impian adalah sebuah angan yang menstimulus kita agar lebih baik dari keadaan sebelumnya. Ironisnya, sering kali impian itu tidak berbanding lurus dengan usaha yang kita lakukan. maka apa yang terjadi? Boleh saja menjadi penyesalan, pesimis bahkan tidak jarang kita berburuk sangka dengan keadaan.
Sebenarnya kekuatan yang ada pada diri itulah sesungguhnya yang menjadi daya pikat, daya tarik orang terhadap dirimu, instansimu, lembagamu. Apa itu keunggulanmu? Seperti, tampilan produk, mutu produk, pelayanan, dll. yang dijual boleh saja sama tetapi output yang dikeluarkan kualitasnya harus berbeda, pelayanan yang prima juga sering menjadi daya pikat seseorang loyal kepada produk/ instansi kita. Itulah yang harus digaris bawahi.
Menyerang adalah pertahanan yang paling baik. (Jose Mourinho). Namun engkau harus ukur kekuatanmu sebelum engkau menyerang. Dengan bahasa lain engkau harus tahu seberapa besar kekutan pertahananmu, agar dapat antisipasi dalam serangan balik lawan.
"Siapa yang kenal betul dengan dirinya, maka ia akan bisa mengendalikan orang lain."
Kedua: Engkau harus tau kekuatan musuhmu
Seorang pedagang yang cermat terhadap kekuatan pesaingnya, biasanya ia akan membuat inovasi, menjual sebuah produk yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Bahkan jikalau ia menjual produk yang sama baca (tidak berbeda) paling tidak ia akan mengemas produknya dengan kemasan yang berbeda, guna untuk meyakinkan pelanggan bahwa produk yang dijual adalah berbeda dengan pesaingnya. Seorang pedagang sejati ia tidak gentar akan banyaknya pesaing. Karena muara dari setiap jualan adalah laku.
Maka dari itu, setelah kita mengetahui kekuatan lawan, gunakanlah strategi jitumu untuk menangkis kekuatan musuhmu, paling tidak anda harus menjual produk dengan cara yang tidak biasa, berinovasi, dan up date diri bergerak lebih lincah serta merespon perubahan.
Begitu pula dengan mengelola instansi tidaklah jauh berbeda, katakan itu sebuah sekolah. Kita harus punya data base berapa sekolah yang ada di sekitar sekolah kita, kemudian apa saja kekuatan dari masing-masing sekolah itu, dll. yang pada akhirnya kesesemuanya itu engkau gunakan untuk memenangkan pasar.
Ketiga: Engkau harus paham betul mapping area
Mapping area adalah mengerti teritorial, medan laga. Baik sosial budaya ataupun karakteristik sebuah daerah. Sekelompok pedagang tilam, bantal, bakal baju dll, biasanya ia akan bergrilia dikampung-kampung pada saat panen raya (padi, jagung, cengkeh, cabe dll). Mengapa mereka bergrilia pada saat panen raya? Yah, bahasa sederhannya mereka dapat mengukur dan mengerti  akan situasi pasar.
Maka, menguasai area akan sangat membantu kita dalam menyusun strategi pemasaran, dalam  strategi pemasaran terutama dalam Manajemen Penjualan proses pemetaan atau mapping area harus dilakukan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang up to date tentang suatu daerah.
Nah, Â begitu juga dengan instansi, juga harus mengerti mapping area (karakter, budaya, keadaan masyarakat, serta update diri) dan apa yang diinginkan masyarakat? Kesemuanya ini guna untuk terwujudnya nawa cita dari sebuah lembaga, instansi yang kita miliki.
Keempat: Engkau harus mengerti apa yang dibutuhkan
Poin ketiga dan keempat sangatlah erat hubungannya. Mengerti dan paham akan area adalah salah satu faktor terwujudnya keberhasilan dalam menguasai lawan. Selain itu harus dikuatkan dengan mengerti kebutuhan pelanggan.
Seorang penjual lipstik, maka ia tidak akan menawarkan produknya kepada nenek-nenek. Mengapa ia tidak menawarkan kepada nenek tersebut?  Karena  ia mengeri apa yang diinginkan si nenek. Si nenek lebih membutuhkan minyak angin/ nyong-nyong, dsb.  Begitu pula seorang pedagang minyak wangi, ia akan menjual minyak wangi dengan penampilan yang rapi, bersih dan wangi pula. Terbayangkah jikalau penjual minyak wangi, dengan berpakaian kumuh dan lusuh! Maka tidak akan ada yang tertarik dengan minyak wangi yang dijualnya.
Nah, Bagimana dengan instansi kita! Sama. Sebagai atasan maupun bawahan penting bagi kita untuk update diri, mengikuti regulasi, isu-isu yang berkembang. Sehingga kita tidak salah dalam menjual, promosi, produk yang akan kita jual.
Semoga bermanfaat.
__
Des, 19. 2019