Mohon tunggu...
Candra Dewi
Candra Dewi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I have a Wonderland on my head and I living it. A full time lover, love to sharing. A woman on a mission so I need no permission.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Diskusi Pemilu Berintegritas; Memilih Untuk Bersih

6 April 2013   15:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:38 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Siapapun boleh naik… Korupsi harus turun!


Demikian tertulis pada gantungan kunci yang dibagikan seusai diskusi. Diselenggarakan Kamis, (5/4) 2013 bertempat di Warung Zaenah Jalan Diponegoro, Denpasar oleh Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerjasama dengan Kecak Udayana. Tema diskusi adalah Memilih Untuk Bersih, dalam rangka Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Provinsi Bali pada Mei mendatang.
Menurut Irawati, salah satu dari tim KPK, saat ini KPK bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bali untuk memberi edukasi politik. Yang disasar bukan hanya calon pemimpin tapi juga calon pemilih. “Masyarakat sebagai calon pemilih harus pro-aktif menelusuri para calon pemimpin. Sekaligus menyadarkan masyarakat jika pemerintahan yang baik berawal dari pemimpin yang baik.”
Tujuan diskusi ini adalah berbagi pemahaman kepemimpinan yang bersih antara pihak KPK dengan masyarakat lokal khususnya mahasiswa. Sehingga dalam diskusi tidak ada pendapat yang menyudutkan salah satu calon, baik PAS maupun PastiKerta. Dipaparkan oleh tim KPK, jika ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memilih. Yang pertama, discovery atau pahami apa yang terjadi pada daerah kita, dream yaitu keinginan kita untuk daerah kita kedepannya dan destiny yaitu tujuan kita.
Pertama, tim dari KPK memaparkan presentasi dan pemaparan dari akademisi Fakultas Hukum Unud yaitu Bapak I Gde Artha. Kemudian, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama peserta sekaligus makan malam. Secara garis besar pendapat dari para peserta adalah masih kurangnya kesadaran politik masyarakat, apalagi yang tinggal di desa. Selain itu, sistem pemerintahan desa di Bali yang unik dimana terdapat banjar dengan pemuka adatnya. Seharusnya desa pakraman maupun banjar ikut dilibatkan dalam pemberian edukasi politik. Jika tidak, berkemungkinan dijadikan celah money politic.
Selain debat kandidat yang akan ditayangkan di televisi nasional beberapa minggu kedepan. Pada 18 April, akan diadakan deklarasi komitmen berintegritas. Dimana saat itu akan diadakan laporan harta penyelenggaraan negara (LHPN) masing masing calon.***


Nah, yuk tingkatkan kesadaran berpolitik kita. Tidak memilih mungkin sebuah pilihan, tapi itu terlalu mudah.
Salam Demokrasi :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun