Rintik hujan datang bersamaan dengan ketidakpastian harapan
Liar angin tak berarah tak mampu sampaikan pesan pada bintang
Harapan dan doa terus mengalir bersama dengan hujan
Awan menggelap seiring berjalannya waktu
Banyak kata yang tertahan oleh waktu yang terus berjalan
Merdunya nyanyian burung tak mampu mendamaikan hati yang terus berharap
Hanyut dalam pikiran yang tak lagi jernih
Waktu terus bejalan beriringan dengan harapan dan tanya
Pertemuan yang tak lagi ada
Pesan yan tak kunjung menyapa
Kabut menutup cahaya mentari
Badai masih singgah di pikiran
Belum sempat menyapa namun hati sudah tak lagi mendamba
Angin berhembus kencang menghapus memori kebersamaan
Pucuk mawar telah bermekaran menyapa hati yang hampa
cahaya mentari mulai menampakan senyum indahnya
Yang ditakdirkan untuk kita akan menjadi milik kita
Seperti bulan dan bintang
Seperti bumi dan matahari
Namun tidak dengan air dan api yang akan terus berperang
Layaknya pagi dan senja yang tak akan pernah bertemu
Di penghujung penantian yang tak lagi mengharap kabar
Di ujung keputus asa-an dalam menjalani kehidupan
Terkadang pikiran akan masa itu kembali menyapa membawa luka
Bunga mawar tak akan mati bila api tak menyapa dengan senyum menawan kala itu
Harapan akan terus bersama tak akan ada bila janji manis itu tak jadi terucap
Penantian telah berubah menjadi luka dan lara
Mungkin hati sudah runtuh bila pagi tak menyapa
Sekarang telah usai
Berdamai dengan keadaan memang pilihan yang tepat
Ada kalanya kita rehat sejenak
Kita hanya manusia yang terbiasa terluka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H