Mohon tunggu...
Candra Kinant
Candra Kinant Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan

Saya adalah orang yang kreatif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kembalinya Trend Lato-Lato di Kalangan Anak-Anak dan Orang Dewasa

10 Januari 2023   06:00 Diperbarui: 10 Januari 2023   09:51 1777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini kita Kembali menyaksikan kemunculan permainan yang populer di Indonesia di era 90-an, permainan ini Kembali muncul pada akhir tahun 2022. Lato-lato merupakan permainan lawas yang bisa dimainkan oleh berbagai kalangan, dilansir dari Indo Zone, Sabtu(07/01/2023) permainan yang Kembali viral di akhir tahun 2022 itu merupakan permainan yang diklaim berasal dari benua Eropa dan Amerika sejak akhir tahun 1960 hingga awal tahun 1970-an yang dikenal dengan nama Clankers, Adapun yang menyebutkan bahwa permainan ini berasal dari negara Argentina yang dikenal dengan nama Boleadoras atau the Bolas yang dulunya merupakan senjata di Argentina, di Indonesia sendiri permainan ini berasal dari  Makassar, lato-lato adalah bahasa bugis yang artinya suara yang dibuat ketika dua bola kecil bertabrakan saat dimainkan. Bukan hanya lato-lato berbagai penyebutan untuk permainan yang satu ini seperti tok-tok, nok-nok, tek-tekan, click-clacks, dan masih banyak lagi.

Sekarang kita bisa  temukan banyak sekali orang yang memainkan permainan ini dimana-mana mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Permainan ini dinilai memiliki sensasi tersendiri saat dimainkan, cara memainkannya pun tidak bisa dibilang mudah karena memiliki teknik tersendiri, namun ada acara mudah untuk memainkannya yakni dengan menjepit bagian tengah tali lato-lato dan menyeimbangkan kedua bola, lalu lato-lato dapat digoyang-goyangkan hingga memantul dan menimbulkan suara. Bagian tersulitnya adalah saat membuat lato-lato memantul naik dan turun karena kita harus selalu menjaga keseimbangannya, banyak dari orang-orang yang kesulitan saat mencoba menyeimbangkan lato-lato agar bisa memantul naik dan turun, saat melihat orang lain berhasil memainkannya muncul keinginan untuk terus bermain agar dapat bertahan lama. Karena itulah permainan ini dianggap memiliki sensasi tersendiri saat dimainkan.

Setelah keviralannya di media sosial banyak pedagang lato-lato yang meraih keuntungan hingga jutaan rupiah, dilansir dari Liputan6.com, Sabtu(07/01/2023) Juleha pedagang lato-lato yang berjualan 30 hingga 50 lato-lato perhari, ia bisa mendapatkan omset hingga 1 juta lebih perhari dan dijual dengan harga 15 ribu dengan model yang berbeda, kebanyakan dari mereka yang membeli adalah anak-anak di sekitaran sekolah. Tidak hanya keuntungan yang dirasakan oleh para pedagang, kini lato-lato dijadikan ajang perlombaan oleh beberpa penyelenggara di berbagai daerah, salah satunya di Kota Pare-Pare dilansir dari detik.com, Minggu(08/01/2023) Rasmin Rajab selaku penyelenggara mengatakan bahwa lomba ini diadakan untuk tingkat anak SD se-Kota Pare-Pare dengan jumlah peserta 250 orang, para penyelenggara berharap dengan diadakannya lomba ini anak-anak tidak ketergantungan dengan gadget tapi dapat menyalurkan hobinya dalam lomba-lomba tradisional. Ada banyak manfaat diadakannya lomba-lomba seperti ini yaitu anak-anak dapat mengasah daya kompetitif dan motorik, melatih kesabaran dan kefokusan karena untuk membenturkan kedua bola keatas dan bawah secara terus menerus membutuhkan kesabaran dan kefokusan seacar tidak langsung kegiatan ini melatih perkembangan motorik dan kognitif pada anak-anak, dan tentunya anak-anak bisa mengalihkan kegiatannya dari aktivitas gadget.

Selain memiliki manfaat, permainan ini rupanya dapat membahayakan sebab banyak terjadi kasus cedera akibat lato-lato, ketika lato-lato pecah serpihannya dapat melukai bagian tubuh pemain dan tentunya ini sangat berbahaya. Sudah beberapa sekolah di Indonesia yang melarang bermain lato-lato di lingkungan sekolah karena suaranya dapat mengganggu aktivitas pembelajaran. Dengan adanya permainan seperti ini diharapkan dapat membawa dampak positif agar anak-anak tidak terpaku pada gadget dan bisa bersosialisasi dengan teman-temannya, tetapi juga harus diimbangi dengan aktivitas lainnya dan dapat membagi waktu khususnya bagi anak-anak agar aktivitas lainnya seperti ibadah, makan, belajar, dan lain-lainnya tidak terganggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun