5. Dampingi anak saat di Toilet umum.
Sekarang ini toilet umum adalah salah satu tempat yang sangat rawan terjadinya kejahatan, entah pencurian, penjambretan, kejahatan seksual sampai pembunuhan. Walau disekitar Mall, pasar, Stasiun, Bandara dan lain sebagainya, upayakan dampingi anak.
6. Ajarkan anak untuk tidak diam saja saat kejahatan dinilai akan terjadi.
Anak diajarkan berani untuk melawan dengan kekuatannya, semisal mendorong, berteriak, berlari, melaporkan kejadian yang menimpanya. Ada sebuah kisah menarik di Amerika saat orangtua mengajarkan pada anaknya untuk ‘melawan’ saat ia mendapatkan kekerasan seksual atau korban penculikan, yakni dengan berteriak, membuat gaduh dan berlari sekencang-kencangnya. Dan ternyata hal demikian kebetulan benar-benar menimpa anak mereka, yang akhirnya selamat setelah menuruti nasehat orangtuanya padahal sudah disekap didalam mobil.
7. Ajarkan anak untuk tidak langsung percaya pada orang yang belum dikenal.
Hal ini memang perlu, karena jika ada modus orang tak dikenal dipinggir jalan meminta anak untuk menunjukan salah satu tempat tertentu akan sangat berisiko terjadinya kejahatan seksual pada anak.
8. Batasi penggunaan Gadget dan internet secara bijak.
Salah satu dampak negatif dari kecanggihan teknologi salah satunya adalah anak dengan mudahnya membuka situs porno. Dalam hal ini anak bisa menjadi pelaku sekaligus mudah dijerumuskan kedalam kejahatan seksusal setelah terbiasa menonton tayangan yang sangat tidak mendidik.
9. Peran Orangtua, guru, aparat masyarakat dan alim ulama juga pemerintah adalah utama!
Jangan hanya menyalahkan pelaku saja jika kekerasan pada anak adalah cerminan kegagalan kita dalam menerapkan akhlak, budi pekerti, tingkah laku dan payung hukum yang adil. Orangtua terutama sebagai garda terdepan dalam mendidik anak, seharusnya memang memberi masukan dan nasehat berharga pada anak, bagaimana mereka berpakaian, berperilaku juga berperan dalam melindungi dan mengawasi anak secara lebih ketat.
Itulah sembilan poin hasil pemikiran saya, yang tentu banyak kekurangannya. Maka, untuk kompasiner lainnya bisa melengkapi dan menyempurnakannya.