Mohon tunggu...
CandraDewiii
CandraDewiii Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pendidikan Ganesha

Hobi Menari Bali

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Nilai THK dalam Kehidupan Sehari-hari

29 November 2023   13:07 Diperbarui: 29 November 2023   13:07 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tri Hita karana berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari tiga kata yaitu Tri yang berarti tiga, Hita yang berarti kebahagiaan atau kemakmuran, dan Karana yang berarti sebab dan/atau sebab. Dengan demikian dapat diartikan bahwa filosofi Tri Hita Karana mengandung makna tiga penyebab kebahagiaan. Tiga penyebab kebahagiaan yang dijelaskan dalam konsep Tri Hita adalah:

1. Parhayangan yaitu hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Parhyangan menegaskan, masyarakat diharapkan selalu berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa sang pencipta alam semesta beserta isinya.

2. Pawonga, yaitu hubungan harmonis dengan orang lain. Pawongan menekankan hubungan interpersonal yang harmonis yang dapat diwujudkan dalam hubungan keluarga dan saudara, persahabatan dan hubungan kerja.

 3. Palemahan, atau hubungan harmonis dengan alam lingkungan, dimana menekankan pada hubungan antara manusia dengan alam, termasuk tumbuhan, hewan dan yang ada di lingkungan tersebut.

Kegunaan Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari terlihat pada uraian di bawah ini, yaitu:

Contoh aplikasi parhayangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan, sehingga dapat diwujudkan dengan Dewa Yadnya. Misalnya, membersihkan pura merupakan penerapan Parahyangan yang melambangkan hubungan Tuhan dan manusia. Umat Hindu diharapkan rajin dan gigih membersihkan pura sambil terus berdoa dan menjalankan seluruh ajaran agama.

Oleh karena itulah umat Hindu selalu membersihkan pura setiap hari dan pada hari-hari tertentu terutama pura-pura besar yang digunakan menjelang hari besar agama Hindu dimana mereka juga bergotong royong menjaga kebersihan dan keindahan pura. menaati dan atau menjalankan ajaran agama serta mengamalkan dharma. Selain itu, terdapat contoh penerapan doa sebelum beraktivitas, melakukan Yadnya Sesa setelah memasak, mendengarkan ceramah dharma, bermeditasi, dan mengikuti upacara keagamaan. Dalam Parahyangan harus didasari oleh keikhlasan dan keterbukaan hati, karena merupakan pemahaman yang benar-benar memberikan kedamaian dan ketentraman bagi umat Hindu dimanapun berada. Penerapan parahyangan ibarat suatu kegiatan daging yang dapat dilakukan setiap hari atau pada hari-hari tertentu, misalnya dilakukan Setiap hari disebut mebanten rarapan sedangkan mebanten pada hari-hari tertentu yaitu bulan purnama, tilem, galungan, kuningan, pagerwesi -, Saraswati, tumpek kendang dan hari raya lainnya.

Selain itu, hubungan manusia dengan Tuhan diwujudkan dalam upacara keagamaan, seperti odalan di tiga pura surgawi atau di pura besar Bali. Saat upacara keagamaan kita melakukan doa dan yadnya. Upacara keagamaan dilaksanakan melalui banyak kegiatan upacara seperti mecaru, melukat, doa bersama dll.

Upacara keagamaan Hindu juga mempunyai upacara-upacara yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri, seperti upacara melasti, yaitu upacara penyucian diri yang sangat baik terhadap benda-benda suci milik tempat suci tersebut. Menurut kepercayaan agama Hindu, sumber air seperti danau, laut atau mata air merupakan sumber kehidupan atau Tirta amerta. Dalam hal ini masyarakat berkumpul di laut atau sumber air dengan berpakaian putih, dengan membawa bejana sembahyang dan biasanya pratima, benda suci atau arca yang dibersihkan secara rutin dan lantang. Tujuan dari upacara ini adalah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada dewa dan manifestasi ketuhanan serta meningkatkan kesadaran umat Hindu untuk memulihkan kelestarian lingkungan. Jika Anda ingin menghadiri upacara adat ini, datanglah 3 atau 4 hari sebelum hari raya Nyepi dan menginaplah di hotel dekat pura utama Hindu seperti Kuta atau Uluwatu. Dan ada  juga upacara yang merupakan Hari Raya Galungan, dimana kata Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti "kemenangan". Upacara adat Bali ini sesuai dengan asal usul namanya bertujuan untuk merayakan kemenangan dharma atas kejahatan atas adarma. Upacara Galungan juga dianggap merayakan terciptanya alam semesta beserta isinya dengan damai dan sejahtera. Rangkaian hari raya Galungan terjadi sekitar 25 hari sebelum hari raya Galungan. Umat Hindu Bali merayakan Hari Raya Galungan pada setiap hari ke 210 penanggalan Bali. Setelah hari raya Galungan dilanjutkan dengan Umanis Galungan.

Contoh penerapan pawongan Hubungan adalah hubungan antara orang dengan orang lain. Contoh penerapan Pawong adalah menjaga dan menciptakan hubungan antarmanusia yang baik, baik hati, murah hati melalui toleransi, saling menghargai, cinta kasih, menghargai, saling peduli, dan gotong royong. kami membantu masyarakat miskin dan menyumbangkan beras, pakaian, makanan ringan dan kebutuhan sehari-hari ke panti asuhan. Bentuk hubungan kemanusiaan dengan sesama manusia, selain saling tolong menolong dan membantu, kita juga harus bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya tidak adanya korupsi dan penindasan dalam pelaksanaan kegiatan dimanapun, karena sejahtera dan makmur. negara adalah masyarakat yang peduli dan saling membantu serta saling menghormati. Sebagai orang yang cerdas dan berbudi luhur, sudah selayaknya kita tidak menindas dan melukai sesama kita. Sebagai umat Hindu juga diharapkan dapat saling membantu tanpa pamrih dan tidak memandang siapa yang harus ditolong dan menolong, karena kerukunan akan timbul asal masyarakat melakukannya dengan baik dan sungguh-sungguh.

Contoh aplikasi palemahan adalah hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya. Dimana pemanfaatan palemahan misalnya adalah menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan kandungan alam yang ada, serta menjaga kelestariannya, misalnya dengan bergotong royong membersihkan lingkungan tempat tinggal atau desa. Membersihkan saluran air yang tersumbat, menyapu jalan, mengalirkan air yang tergenang agar nyamuk tidak berkembang biak di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun