Teori belajar kognitivisme merupakan suatu pendekatan yang menekankan pentingnya proses kognitif dalam belajar. Teori ini berasumsi bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam pikiran manusia melalui interaksi dengan lingkungan. Dalam konteks ini, struktur pengetahuan dan proses berpikir dinilai memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Kognitivisme berupaya memahami bagaimana individu memproses informasi, mengingat, dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh.
Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon sebagaimana dalam teori behaviorisme, lebih dari itu belajar dengan teori kognitivisme melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Dijelaskan oleh Baharuddin dkk. (2008:87) menurut aliran kognitif, belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan.
Teori belajar kognitivisme memiliki kelebihan yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengaplikasikan materi pelajaran. Salah satu kelebihan utama adalah memudahkan siswa untuk memahami materi belajar, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan demikian, teori ini membantu siswa menjadi lebih mandiri dan kreatif dalam berpikir dan berinteraksi dengan lingkungan mereka Â
dan Kekurangan teori belajar kognitivisme adalah bahwa tidak semua pendidikan sesuai dengan teori kognitif. Ada beberapa materi yang sulit dipahami jika menggunakan pembelajaran kognitif. Dalam hal ini, sebaiknya guru mengganti teori belajar kognitif dengan teori belajar lain yang berkaitan dengan materi dan tingkatan siswa. Guru harus mengulangi penjelasannya sampai siswa benar-benar memahami bagaimana proses atau alur pembelajaran yang dimaksud, sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik dan efisien, menghasilkan apa yang diharapkan.
 Ciri-ciri aliran kognitivisme adalah sebagai berikut:
1. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia:
Teori kognitivisme lebih menekankan pada belajar sebagai proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia, memfokuskan pada bagaimana individu memproses informasi dan mengembangkan pengetahuan.
2. Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian:
Kognitivisme memprioritaskan keseluruhan dari proses belajar, yaitu bagaimana individu memproses informasi dan mengembangkan pengetahuan secara utuh.
3. Â Mementingkan peranan kognitif:
Kognitivisme memprioritaskan peranan kognitif dalam proses belajar, yaitu bagaimana individu memproses informasi dan mengembangkan pengetahuan melalui berbagai tahapan seperti asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi.
4. Â Mementingkan kondisi waktu sekarang:
Teori kognitivisme memperhatikan kondisi waktu sekarang dalam proses belajar, yaitu bagaimana individu memproses informasi dan mengembangkan pengetahuan dalam situasi yang sedang terjadi.
5. Mementingkan pembentukan struktur kognitif:
Kognitivisme memprioritaskan pembentukan struktur kognitif, yaitu bagaimana individu mengembangkan struktur mental yang memungkinkan mereka untuk memproses informasi dan mengembangkan pengetahuan.
6. Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia:
Teori kognitivisme memperhatikan keseimbangan dalam diri manusia, yaitu bagaimana individu memproses informasi dan mengembangkan pengetahuan dengan cara yang seimbang dan harmonis.