Mohon tunggu...
Ni KadekDewi
Ni KadekDewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

belajar lebih giat untuk mencapai kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tri Hita Karana

18 September 2023   08:53 Diperbarui: 21 September 2023   13:07 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tri Hita Karana : The Balanced Life Of Hinduisms (sumber : bhayangkari.or.id )

Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata Tri yang berarti tiga hita yang berarti kebahagiaan dan karana yang berarti penyebab. dengan demikian Tri Hita Karana merupakan tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dalam hidup manusia yang bersumber dari hubungan harmonis dengan Tuhan antar sesama manusia dan dengan alam. Tri Hita Karana (THK) adalah konsep universal yang berasal dari bahasa Sansekerta, khususnya dalam konteks budaya Bali, Indonesia. Konsep ini mencerminkan filosofi hidup dan pandangan dunia yang mencakup tiga aspek penting, yaitu:

  • Hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan): Ini mengacu pada hubungan manusia dengan kekuatan spiritual atau Tuhan. Dalam budaya Bali, ini sering kali terkait dengan ritual keagamaan dan penghormatan terhadap dewa-dewi.
  • Hubungan manusia dengan sesamanya (Pawongan): Ini mencakup hubungan manusia dengan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Ini menekankan pentingnya kerukunan sosial, toleransi, dan kesejahteraan bersama.
  • Hubungan manusia dengan alam (Palemahan): Ini mencerminkan hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Budaya Bali sangat menekankan perlunya menjaga dan merawat alam serta mempertimbangkan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. 

Tri Hita Karana menjadi dasar bagi banyak aspek kehidupan dan budaya masyarakat Bali. Konsep ini mencerminkan nilai-nilai penting dalam masyarakat Bali yang mengedepankan keseimbangan antara spiritualitas, hubungan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.

Landasan Tri Hita Karana (THK) secara generik melibatkan tiga konsep utama:

  • Bakti: Ini merujuk pada kewajiban dan penghormatan manusia terhadap Tuhan atau kekuatan spiritual. Ini mencakup pelaksanaan ritual keagamaan, penghormatan terhadap dewa-dewi, dan pengabdian kepada Tuhan.
  • Tresna (Cinta Kasih): Konsep ini mencakup hubungan kasih sayang dan cinta antara manusia dengan sesamanya. Tresna mengajarkan pentingnya kasih sayang, keramahan, dan perhatian terhadap sesama manusia. Ini mencakup toleransi, pengertian, dan kerukunan dalam hubungan sosial.
  • Asih (Sayang): Asih berhubungan dengan hubungan manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Ini mencerminkan sikap penuh perhatian, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap alam dan makhluk hidup lainnya. Menghormati dan menjaga keseimbangan dengan alam merupakan bagian penting dari konsep ini.

Ketiga landasan ini membentuk dasar untuk mencapai keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari, serta merupakan prinsip yang sangat penting dalam budaya Bali dan konsep Tri Hita Karana. Dengan menjaga keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam, orang-orang di Bali berharap dapat mencapai kebahagiaan dan harmoni dalam kehidupan mereka.

Berikut nilai - nilai Tri Hita Karana dalam adat istiadat

  • Parahyangan :Di implementasikan dengan cara melaksanakan kegiatan upacara yang dilangsungkan di pura desa/banjar masing - masing, atau dipura panti yang mewajibkan setiap orang ikut serta pelaksanaan upacara tersebut.
  • Pawongan : Di implementasi dengan saling tolong menolong sesama warga di desa atau sekitar, jika ada yang memiliki kegiatan atau upacara
  • Palemahan : Impementasinya adalah dengan merawat lingkungan di daerah adat masing-masing. Misalnya melakukan gotong royong 1 bulan sekali untuk membersihkan lingkungan pura, dll

Nilai - nilai Tri Hita Karana dalam agama :

  • Parahyangan : Dapat diimplementasikan dengan Strada Bhakti Wiyata ia ayahan dan taat terhadap ajaran ide Sanghyang Widhi wase disini kita dapat melakukan persembahyangan Sangga atau pura-pura
  • Pawongan : Diimplementasikan dengan menghormati antar sesama dalam menaksanakan persembahyangan
  • Palemahan : Mengimplementasikannya dengan melakukan pembersihan di tempat - tempat suci

Nilai - nilai Tri Hita Karana dalam suku  bali:

  • Parahyangan : mengimplementasikan dengan merayakan hari Raya Nyepi (Tahun Baru Caka) dengan mentaati Catur Brata Penyepian yaitu, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelanguan dan Amati Lalungan
  • Pawongan : Di implementasikan dengan selalu berbagi dengan sesama, saling membantu jika ada upacara suka atau duka
  • Palemahan : Perayaan Tumpek Wariga juga merupakan penjabaran dari salah satu inti konsep Tri Hita Karana, yakni membangun hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Tumpek Wariga merupakan hari untuk memberi penghormatan kepada alam dan lingkungan, khususnya tumbuh-tumbuhan.  

Nilai - nilai Tri Hita Karana dalam lingkungan keluarga :

  • Parahyangan :  Dapat di implementasikan dengan saling mengingatkan untuk melakukan persembahyangan di merajan dll.
  • Pawongan : Diimplementasikan dengan menjaga tali persaudaraan antar sesama saling menyayangi saling membantu dan saling mengasihi
  • Palemahan : Mengimplementasikannya dengan melakukan aktivitas menyiram tanaman dan menyapu halaman rumah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun