5. Lakukan Aktivitas yang Disukai
Kamu suka melakukan apa? Menonton film? membaca? Menulis? Menggambar? Lari? Nge-gym? Terserah. Coba pikirkan masak-masak, apa yang kamu sukai? Namun penting bagimu bahwa kegiatan itu tidak terkait dengan tugas.
6. Bebaskanlah Pikiranmu dan Jiwamu Â
Tiap pikiranmu ingin terbang, terbangkanlah! Â Biarkan dia pergi kemana dia mau. Â Biarkan jiwamu terbang bebas kemana ia ingin menghendaki. Biarkanlah jiwamu menjadi marah, sedih, senang, muak, biarkanlah! Â Jika ia menuntunmu untuk menangis, menangislah. Â Jika ia menuntunmu untuk tertawa, tertawalah.
6. Beri Batas Waktu
Me Time penting tapi berikan batasan. Misal kamu mau me timeselama 1 hari penuh. Atau dari siang sampai malam. Atau dari pagi sampai sore. Minta izin kepada orang yang kamu tinggalkan (jika diperbolehkan) berikan penjelasan kalau kamu membutuhkannya.
7. Jika tidak ada waktu, Me Time-lah pada Saat Orang Lain Tidur
Me time seperti ini memang tidak ideal. Namun cukuplah jika pada saat orang lain tidur, kita mulai melakukan apa yang kita inginkan, dan menyendiri.
Pada prinsipnya me time bertujuan untuk memberi ruang kepada pikiran dan jiwa kita untuk memikirkan apa yang hendak dipikirkan, dan merasakan apa yang hendak dirasakan. Â Aristoteles bilang, "Hidup yang tidak pernah direnungi, tidak patut untuk dijalani."
Bersyukurlah dan periksalah jalan hidup, pikiran, dan jiwa kita. Â Katakanlah kepada Tuhan seperti dilakukan Daud, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal."
(Innside Hotel, Yogyakarta, 26 September 2017)