Untuk mengefektifkan penggunaan Bahan Bakar Minyak pada masyarakat, memang diperlukan komunikasi yang baik dan tepat oleh pihak-pihak terkait khususnya pemerintah. Komunikasi sangat berpengaruh besar pada dampak yang akan tejadi. Apakah akan berhasil atau sebaliknya. Bshsn Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu faktorterjadi kelengasungan sistem pada proses kehidupan manusia pada saat ini terutama di era globalisasi yang semakin beerkembang, yang membutuhkan sarana-saranapenunjang dengan memerlukan sumber energi besar untuk menjalankan suatu sistem kinerjanya. Misalnya membutuhkan energi listrik dengan jumlah besar untuk menjalankan mesin mesin elektronik seperti mesin-mesin teknologi ; komputer, telepon dll, mesin-mesin membutuhkan energi panas diubah menjadi energi mekanik sehingga menjadi energi gerak seperti : mesin-mesin perkakas, alat-alat transportasi : ( mobil atau motor ).
Dampak internal dalam negri yaitu kenaikan BBM, hal ini sangat berimbas pada kenaikan tarif angkutan, kenaikan tarif dasar listrik dan menyebabkan terhambatnya pengangkutan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari masyarakat karena keterlambatan pengangkutan.
Kenaikan tarif angkutan akan berpengaruh pada jumlah para penumpang alat transportasi umum yang menurun dampak dalam jangka panjang jika berlarut-larut padapendapatan perkapita yang semakin rendah. Dengan tarif dasr listriik naikakan memberatkan masyarakat kaum marginal ke bawah, bahkan apabila subsidi pemerintah hal tersebut akan semakin memperburuk kondisi masyarakat marginal. Hal ini bahkan tidak diimbangi dengan pelayanan dari pemerintah pusat yang baik, misalnya walaupun tarif dasar listrik dinaikan tidak menjamin baiknya pelayanan dari pemerintah, masalah-masalah utama seperti sering terjadinya pemadaman dalam periode waktu lama tetap terjadi, jika disadari hal ini sangat berdampak buruk pada para pengusaha-pengusaha pengguna jasa dan mengandalkan bahan dasar energi listrik, seperti percetakan, pabrik-pabrik, tempat-tempat telekomunikasi seperti warnet pun mengaku merugi jika hal tersebut tetap terjadi secara terus menerus. Dalam bidang lain dengan kenaikan tarif angkutan, akan mempengaruhi intensitas pengangkutan bahan konsumen ( sembako ) dari daerah-daerah ke pusat, karena tarif angkutan tidak sebanding dengan harga-harga barang produksi tersebut, hal tersebut disiasati para penjual-penjual daerah dengan mengangkut dan mengirim barang sekali angkut, tidak seperti sebelumnya yang bila lebih fleksibel intensitas pengangkutannya.
Dampak yang kedua dengan adanya konversi ke Bahan Bakar Gas, namun hal ini menimbulkan dua sisi yang berlawanan yaitu sisi :
1.Pro pada kebijakan pemerintah tersebut
2.Kontra dengan kebijakan tersebut
Pada sisi pro, sebagian masyarakat yang bisa dengan tepat memahami dan memanfaatkan fasilitas tersebut mengaku lebih ekonomis penggunaan gas dibandingkan dengan minyak, sedangkan pada posisi kontra; masyarakat takut pada dampak-dampak yang ditimbulkan seperti kasus-kasus ledakan tabung yang telah banyak memakan korban dibeberapa daerah. Sebagian masyarakat menginginkan konversi dengan bahan-bahan lain yang lebih aman digunakan bahkan tidak sedikit yang meminta dikembalikannya konversi tersebut ke kondisi awal yaitu penggunaan minyak yang dianggap lebih aman .
Dampak yang ketiga adalah terbatasnya nilai konsumerisnya pada masyarakat. Pembatasan jumlah pembelian bahan-bahan minyak akan menimbulkan hal-halsebagai berikut:
1.Terbatasnya kegiatan masyarakat yang akan berimbas pada pendapatan perkapita turun
2.Demonstrasi masyaarakat atas ketidakpuasan pada pemerintah
Bahkan tidak jarang disertai tindak anarkisme dan pengrusakan fasilitas-fasilitas umum, tanpa disadari hal ini justru akan berimbas besar pada pembangunan negara membengkak dan pemerintah menaikkan tarif, penghapusan subsidi bahkan penaikan pajak dalam bidang-bidang tertentu, dan masyarakat lagilah yang akan merasakan impact dari semua ini.
Dampak eksternal luar negri dari negara konsumerisme seperti indonesia, dengan impor minyak dalam jumlah yang terbatas dan dengan harga yang menjulang tinggi. Pengadaan impor minyak ini berasal dari negara-negara timur tengah yang akhir-akhir ini sedang mengalami konflik internal dengan negara-negara tetangga karena perebutan kekuasaan suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pemerintah harus mengimpor minyak dengan jumlah banyak dan dalam waktu yang berlangsung secara terus menerus, membuat pembengkakan anggaran APBN dan hutang negara menjadi bertambah.
Sebab terjadinya kenaikan harga minyak mentah karena dua faktor utama sebagai berikut, faktor yang pertama adalah ketertiadaan jumlah SDA minyak bumi yang merupakan Sumber Daya Alam yang sullit untuk diperbaharui dengan dikonsumsi secara terus menerus tiap hari, bulan, tahun dan berlangsung terus menerus membuat ( jumlah bahan mentah minyak menipis dan terbatas ). Sumber daya alam yang sulit diperbaharui adalah sumber daya alam yang seharusnya dipergunakan dengan bijak dan benar, karena apabila jumlah sumber daya alam telah menipis dampak jangka panjang adalah pada keseimbangan ekosistem lingkungan dan pada kehidupan masyarakat. Untuk memperbaharui SDA yang berasal dariawal dibutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun bahkan berjuta-juta tahun dengan sendimentasi fosil-fosil dari kompol dan rangka-rangka jasad makhluk hidup lain yang terdekomposisidan bereaksi dengan senyawa-senyawa lain pada kandungan isi bumi. Faktor penyebab keduaadalah adanya konflik-konflik internal negara produksi minyak mentah tersebut akhir-akhir ini berakibat paada negara-negara konsumerisme yang tidak bersangkutan, dengan konflik-konflik jangka panjang antara negara-negara adidaya dan adikuasa akan berimbas pada hubungan bilateral ataupun hubungan multilateral dalam berbagai bidang, khususnya pada bidang ekonomi. Bidang ekonomi yang melihatkan negara-negara besar mempengaruhi pada blok-blok negara pengikutnya. Apabila negara yang bekerja sama tidak mendukung bahkan membelot akan dikenai embargo dari suatu negara adikuasa terhadap salah satu blok negara tertentu. Embago adalah pemutusan hubungan dan kerja sama dalam bidang ekonomi oleh suatu negara dalam hal akses dan pengucilan terhadap negara-negara tertentu. Jika suatu negara telah mendapat embargo negara tersebut akan mengalami keterpurukan karena akses kegiatan produksi-konsumen telah benar benar di tutup aksesnya, seluruh warga negara di himbau agar tidak melakukan kegiatan ekonomi, aktifitas bepergian kepada suatu negara yang di embargo. Efek terburuk jika hal ini berlangsung dalam jangka panjang adalah keterpurukan perekonomian secara global, suatu negara yang di embargo karena pemutusan akses-akse kerjasama dan pengucilan serta pengisolasian dari negara negara lain yang berakibat pada pemutusan hubungan kerjasama bilateral dan miltilateral.
Solusi terhadap kondisi yang telah terjadi seperti ini adalah penghematan energi dan adanya konfersi dari pemerintah yang tepat dan cepat. Penghematan energi dilakukan dengan pemberian penyuluhan dan pengarahan dari pemerintah pusat dan terakolasikan pada pemerintah daerah yang seharusnya berhubungan langsung dengan masyarakat umum. Peberian contoh dari pemerintah dalam wujud yang konkrit adalah salah satu cara efektif yang di ikuti oleh masyarakat. Pemerintah seharusnya menggunakan energi dan alokasi dana dengan tepat, bukan hanya pembodohan terhadap masyarakat tanpa wujud konkrit dari aparatur pemerintah tesebut pula, kesadaran dari perseorangan juga merupakan faktor utama yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan yang baik ataupun buruk. Jika kedua komponen tersebut bisa bekerja sama dan mempunyai kesadaran yang baik, proses kelangsungan hidup akan tercipta dengan baiik karena adanya kerja sama yang balancing. Solusi berikutnya adalah konversi pemerintah yang tepat dan cepat terhadap suatu masalah atau krisis energi tersebut. Dengan membutuhkan dana yang besar seharusnya pemerintah benar-benar memiirkan dan menjalankan suatu program dengan baik dan benar serta tepat tujuan mengena pada lapisan masyarakat yang benar-benar akan di tujukan menjadi fokus utama. Pengarahan yang baik merupakan faktor utama keberhasilan suatu program dapat berlangsung ataupun tidak. Pemerintah harus memikirkan dan mengetahui konsekuensi apa saja dalam pencetusan suatu program. Termasuk solusi terhadap dampak terburuk sekalipun, misalnya musibah seperti kasus konversi dari minyak tanah ke gas, yang ternyata tabung-tabung gas konversi tiga kilogram dalam segi keamanan kurang memadai dan terjadi ledakan dan banyak terjadi kerusakan dan memeakan korban. Hal ini membuat masyarakat enggan dan takut menggunakan konversi tersebut.
Hambatan yang dirasakan dari kondisi ini disebabkan karena dua faktor yang mempengaruhi:
1.Faktor pemerintah:
a)Pola komunikasi pada masyarakat kurang mengena dan efaktif
b)Pelaksanaan fasilitas kurang matang dalam mempersiapkannya
2.Faktor masyarakat:
a)Pengarahan kepada masyarakat kurang tepat dan tidak serentak
Kesadaran dan kepedulian masyarakat masih rendah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI