Mohon tunggu...
Candra
Candra Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang guru dan merengkap seoarang kepala sekolah atau madrasah ,kebetulan saya juga hoby menulis dan senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Penerima Daging Kurban Saling Membanding-bandingkan Isinya

1 Juli 2023   11:27 Diperbarui: 1 Juli 2023   11:31 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kantong daging kurban dari tempat yang berbeda

Hari Raya Idul Adha adalah hari yang sangat spesial bagi ummat Islam di dunia tidak terkecuali di negara kita yang tercinta ini Indonesia. Sebab selain kita mendoakan saudara saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji di Tanah suci , semoga menjadi haji yang mabrur dan pulang kembali ke tanah air dengan selamat tidak kurang suatu apapun juga , Amin

Nah , yang tak kalah penting nya adalah ritual melakukan penyembelihan hewan qurban baik itu kambing ,sapi atau pun kerbau . Biasanya Penyembelihan hewan qurban di lakukan setelah sholat Idul Adha di tambah 3 hari Tasrik , jadi hewan bisa dimpotong di hari tasrik jika pas di hari raya pemotongan tidak selesai karena banyak nya hewan qurban atau  baru membeli asal tidak liwat hari tasrik.

Ada yang menyerahkan hewan qurban kepada panitia qurban di masjid atau musholla .Ada juga yang mendiri tidak menyerahkan ke masjid  atau musholla tapi membuat panitia sendiri di rumah atau di lingkungan tempat orang yang berkurban . ya ini boleh boleh saja , 

Namun ada cerita  menarik dari pembagian daging kurban kepada orang yang berhak menerima nya ini , penulis mendengarkan percakapan antara mpok Ati dan mpok Muna tentang daging kurban yang mereka berdua dapat .

"Eh..Mpok Muna , udah ngambil daging belum di tempat ustd Candra ?' Tanya mpok Ati kepada Mpok Muna yang nunggu anaknya datang jemput . ' Sudah , lumayan mpok di tempat ustd Candra . Isinya daging semua ,jadi bisa buat rendang , paling anak anak dah minta sedikit buat nyate kali " Ujar pok Muna demgan muka yang cerah . " Kalau gue apes  banget,  masa gue dapat kebanyakan jeroan dan daging nya sedikit , mana bisa buat rendang ini mah !"    Pok Ati ngedumel   " Beda banget sama uang eluh dapat , mun ! " tanya dengan suara cetus .  Aku yang memperhatikan kedua emak emak yang saling membanding - bandingkan daging kurban yang di dapatnya agak miris rasanya . Ya memang mereka juga tidak salah juga . Di masyarakat yan memang seperti itu kita tidak bisa memuaskan semua orang pasti ada saja selah atau cacat nya buat kita . ada pepatah " Di kasih salah kaga di kasih lebih salah "    

Untung nya percakapan kedua emak emak itu berhenti setelah , bu guru Nur menyapa meeka berdua yang sedang serius membicarakan daging kurban . " Assalamulaikum , mpok Mun dan mpok Ati , Ngomongin apa sih sampai serius begitu , wah  sudah pada ambil daging kurban ya , " tanya denga suara yang lembut . " Sudah bu guru !" jawab mereka berdua kompak . " terus , apakah ada masalah ,mpok ?" tanya bu guru Nur . " Ini bu guru , daging yang saya dapat tidak sama dengan yang pok Ati dapat , sama daging nya agak lebih banyak dari pok Ati !" jelas mpok muna menjelaskan . " Oh..itu ..Banyak dikit itu sudah rejeki kita , tinggal kitanya mau beersyukur atau tidak atas rejeki yang kita terima , manusia iti tidak ada cukupmnya yang penting kita bersyukur sdah dapat daging kurban dan doa kan buat yang berkurbaj agar terus istiqomah bisa terus membantu sesama , bukan begitu mpok !" Bu guru Nur menjelaskan . " Iya , bu guru terima kasih banyak penjelasannya kita , semoga semakin banyak orang yang peduli dengan kita kita yang tidak punya ini . " ujar mpok Ati . 

Aku tidak bisa mendengarkan percakapan mereka lagi , suara motor yang sedang melibtas sudah mulai rame , tapi kulihat mereka sudah tersenyum dan dan nampak cerah wajah nya . Masa Allah, 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun