Selain Rudy, Pelatih asal Indonesia selanjutnya yang menapaki Karirnya di Luar Negeri diantaranya adalah Puji Handoko, mantan Pelatih U-20 Persela Lamongan. Bersama mantan Penjaga Gawang Timnas Indonesia, Markus Horison, Puji pernah melatih Klub Liga Timor Leste (Liga Futebol Amadora), yaitu Assalam FC yang saat itu sedang menjalani debut pertamanya di Kasta Teratas Liga Timor Leste di Tahun 2019. Kemudian di pertengahan musim 2019, Pudji pindah ke Klub Kasta Teratas (Primeira Divisao) yang lain yaitu Atletico Ultramar.
Di Liga Futebol Amadora sendiri, memang ada beberapa Pelatih asal Indonesia yang melatih Klub-klub dari Tanah Lorosae tersebut. Selain Puji Handoko dan Markus Horison, ada juga nama Andi Susanto yang pernah melatih Atletico Ultramar FC (2017), dan Assalam FC (2018). Bersama Atletico Ultramar, Andi bahkan pernah meraih Trofi Turnamen 12 November Cup dan Juara Kasta kedua (Segunda Divisao) di 2017, sekaligus membawa Klub asal Kota Manatuto ini meraih Tiket Promosi ke Primeira Divisao.
Kemudian saat menangani Assalam FC pada musim 2018, Andi bahkan pernah membawa Tropas Verdes sebagai Kampiun Segunda Divisao. Ini menjadikan Klub asal Kota Dili ini mendapatkan Tiket Promosi ke Primeira Divisao, dengan torehan 8 kemenangan, 2 hasil seri, 1 kekalahan, serta sukses mengumpulkan 26 poin dari keseluruhan 11 pertandingan yang dijalani.
Lalu pada 2019, Andi kemudian berpindah ke Klub Primeira Divisao yang lain yaitu AS Academica. Bersama AS Academica di Primeira Divisao 2019, Andi tak mampu menampilkan polesan terbaiknya, karena Os Estudantes hanya mampu bercokol di posisi Ke-7 Klasemen akhir, dari 8 klub yang bermain. Di musim 2019 pula, AS Academia yang masuk dalam zona degradasi, harus merelakan posisinya yang "melorot" ke Segunda Divisao.
Selain beberapa klub tersebut, pada 2016 Andi juga pernah melatih Timnas U-16 Timor Leste. Sebelum melatih Timnas U-16 Timor Leste, Andi diketahui pernah melatih salah satu klub dari Brazil yang bermain di Divisi ke Empat (Campeonato Brasileiro Srie D), yaitu Bangu Atletico Clube. Andi juga bahkan pernah membawa Bangu Atletico Clube menjadi juara di Turnamen BTV International Football Tournament, pada 2015 di Vietnam.
Pelatih asal Indonesia selanjutnya yang pernah menangani Klub Timor Leste adalah Rochy Poetiray. Rochy yang mantan Striker Timnas Indonesia ini, juga tercatat pernah melatih Boavista FC pada 22 Desember 2017 hingga 29 Desember 2017. Meskipun hanya melatih Skuad Pra Musim, namun Klub yang dilatih Rochy mampu berlaga di Kasta teratas Liga Timor Leste (Primeira Divisao).
Selain Rochy, di Liga Futebol Amadora, juga ada nama Haryadi. Haryadi yang mantan Pelatih Persiba Balikpapan ini, diketahui pernah melatih Karketu Dili FC pada 2019. Karketu adalah klub yang berasal dari Kota Dili, dan pernah menjuarai Liga Futebol Amadora di Tahun 2017. Di Karketu, Haryadi menjabat sebagai Pelatih Kepala menggantikan Antonio Timotio.
Sementara di Klub Timor Leste lainnya, Lalenok United, ada juga nama Pelatih asal Indonesia yang bahkan bisa dibilang berjasa dalam membangun Klub ini dari nol. Nama tersebut adalah Jantje Efraim Matmey. Pria asal Ambon ini, pertama kali bergabung dengan Lalenok pada 2017, tepat setahun setelah Klub ini berdiri. Jantje waktu itu menangani Lalenok yang sedang berkompetisi di Divisi Tiga (Terceira Divisao) Liga Futebol Timor-Leste.
Meski masih bergelut di kasta ke tiga, namun di musim pertamanya Jantje mampu membuat performa Lalenok naik dengan sangat baik. Terbukti dari tangan dinginnya, The Lobsters berturut-turut berhasil meraih Tiket Promosi. Promosi pertama adalah ketika Lalenok berhasil naik kasta ke Segunda Divisao (Divisi 2), sekaligus meraih Gelar Juara Terceira Divisao pada 2017.
Dan yang ke dua adalah ketika Lalenok mampu bertengger di Posisi Ke-2 Klasemen akhir Segunda Divisao, sekaligus mendapatkan Tiket Promosi ke Primeira Divisao (Divisi Pertama) pada 2018.
Pada musim 2019, di bawah besutan Janjte Efraim Metmey, Lalenok United sukses menampilkan performa terbaiknya karena berhasil merebut Gelar Juara Primeira Divisao di Liga Futebol Amadora. Sebagai Kampiun Primeira Divisao musim 2018/2019, dari keseluruhan 8 klub peserta Primeira Divisao, Lalenok berhasil mencatatkan 9 kemenangan, 3 hasil seri, dan 2 kekalahan, serta mampu mengumpulkan 30 poin dari 14 pertandingan keseluruhan.