PSSI untuk menangani Timnas Indonesia, sejak era Pelatih asing pertama asal Belanda, Johannes Mastenbroek (1934-1938). Tae-Yong yang merupakan mantan Gelandang Serang Seongnam Ilhwa Chunma ini, adalah pelatih asing non-eropa ke dua yang menangani Timnas Indonesia, setelah Pelatih asal Singapura Choo Seng Quee (1951-1953).
Shin Tae-Yong, adalah pelatih asing ke-21 yang pernah dikontrakTae-Yong yang kelahiran 26 Mei 1969, mengawali karirnya sebagai Pelatih Sepak bola professional di klub yang juga pernah dibelanya sebagai pemain di K-League, Seongnam Ilhwa Chunma (2008 -2012). Capaian prestisius dalam Portofolio-nya sebagai Pelatih, adalah ketika menangani Timnas Korea Selatan di ajang FIFA World Cup 2018 di Russia.Â
Bahkan saat itu Tim yang diasuhnya mampu menekuk Jerman dengan Skor 2-0 di Fase Group, meskipun keduanya tak berhasil lolos ke fase Knockout.Â
Kemenangan atas Jerman adalah Sejarah Baru yang diciptakan Shin Tae-Yong bersama para anak asuhnya, yang di dalamnya ada nama-nama seperti Son Heung-Min, Ki Sung-yueng, Hwang Hee-chan dan Koo Ja-cheol.
Tak hanya itu, di Olimpiade Musim Panas 2016, Tae-Yong bersama dengan Timnas U-23 Korsel, berhasil menjadi Juara Group yang di bawahnya ada Jerman, Mexico, dan Fiji. Namun di Babak Perempat Final, Tae-Yong Bersama Timnas U-23 Korsel-nya disingkirkan oleh Honduras.Â
Setahun sebelumnya di 2015, Tae-Yong Bersama Timnas Senior Korsel juga berhasil mencapai Final AFC Asian Cup 2015 melawan Australia, namun lagi-lagi Shin harus memupus mimpinya untuk menjadikan Korsel Juara, karena di partai Final tersebut Australia menyingkirkan mereka dengan skor 2-1.
Secara personal, Tae-Yong tidak terlalu asing dengan Negara Katulistiwa yang Timnas-nya sedang ia pegang saat ini. Saat membela Seongnam Ilhwa, sebagai Pemain dan Kapten Tim ia pernah bersua Klub asal Indonesia di Fase Group Asian Champions League 2004, yaitu Persik Kediri.Â
Kala itu dalam partai kandang Seongnam, di Tancheon Sports Complex pada 11 Mei 2004 , Persik yang waktu itu masih digawangi nama-nama seperti Hamka Hamzah, Harianto, Khusnul Yuli, dan Juan Carlos, harus rela digilas 15-0. Shin Tae-Yong menyumbang 1 gol di laga kandang tersebut.
Terlepas dari itu semua, nama Tae-Yong sebagai pemain professional asal Korsel memang tak begitu dikenal oleh publik sepak bola Asia pada umumnya, tak seperti juniornya yang mampu berkarier dan menembus belantara Eropa seperti, Ahn Jung-Hwan, Park Ji-Sung, Park Chu-Young, dan penyerang Fenomenal Son Heung-Min. Tae-Yong tercatat hanya berkarier di K-League bersama Seongnam Ilhwa (1992-2004), dan Klub A-League, Queensland Roar (2005) hingga pensiun sebagai pemain di tahun 2005.
Lantas, Bagaimana dengan hasil dan capaian Timnas bersama Pelatih-pelatih dari Eropa sebelumnya?
Dari semua pelatih asing -yang kebanyakan dari Negara-negara di Eropa Timur dan Belanda- hanya beberapa saja yang mampu "melahirkan" prestasi di kompetisi resmi bagi Timnas Indonesia. Jika bicara prestasi di Level Asia dan Dunia, maka capain terbaik Timnas Indonesia ada di Era Kepelatihan Antun Pogacnick, yaitu peringkat keempat Asian Games 1954, dan perempat final Olimpiade Musim Panas 1956. Dan di era sebelum Indonesia merdeka, Johannes Mastenbroek pernah membawa Timnas yang waktu itu masih bernama Hindia Belanda di Babak awal Piala Dunia 1938.